Thursday 16 December 2010

actually, we are the social networkers :)

Pada era globalisasi yang sudah mendahulukan teknologi diatas segalanya, social networking adalah 2 kata yang pasti terucap. Kehidupan social di dunia maya dianggap memudahkan segala cara bersosialisasi antar individu. Saya sendiri mengalaminya . saat teman saya mendapat beasiswa di Kansas dan East Greenwich, USA , dan pada saat itu saya harus mendapatkan profil mereka untuk dicetak di Year Book sekolah, fasilitas pertama yang saya pakai adalah facebook dan email.


Social Network

Apa itu social network ? Social network atau jaringan sosial adalah sebuah struktur sosial yang dibuat oleh para individu atau organisasi yang saling terhubung dan terkoneksi satu dengan lainnya. Hubungan ini terbentuk atas dasar pertemanan, kesamaan hobi, pengetahuan, cinta dan lain sebagainya. Social network dapat kita jumpai di tempat kerja, universitas, dan sekolah tinggi, namun yang paling populer adalah di dunia online. Ini dikarenakan internet diisi oleh jutaan individu yang dapat saling bertemu sesama pengguna internet untuk membawa dan membagi informasi berbagai macam topik dari politik, humor, gosip hingga ilmu pengetahuan.

Penelitian di beberapa bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, dari keluarga sampai ke tingkat bangsa-bangsa, dan memainkan peran penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, dan sejauh mana individu-individu berhasil dalam mencapai tujuan mereka.

Anda dapat memulai pencarian dari ratusan jaringan komunitas untuk bergabung. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan melakukan pencarian internet standar, misalnya melalui mesin pencari google. Pencarian Anda kemungkinan akan kembali sejumlah hasil, termasuk MySpace, FriendWise, FriendFinder, Yahoo! 360, Facebook, Orkut, dan Classmates.

http://www.visigraphic.com/faq/apakah-yang-dimaksud-social-network .

Menurut saya, social network adalah dimana anda bias bertemu teman juga lawan. Pusat informasi tanpa anda harus berpindah posisi dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Fenomena Friendster

pada awal tahun 2000, situs social network atau jejaring social yang merajalela adalah www.friendster.com . saya adalah salah satu pengguna situs tersebut. Pada saat itu, tidak punya akun friendster sama saja “ngga gaul” . Friendster bisa digunakan untuk memperluas jaringan dengan manusia di seluruh dunia dan menjalin hubungan yang hampir memudar dengan teman-teman kita. Sampai-sampai kita bisa bertemu kembali dengan teman-teman semasa di SD, SMP, SMU, dan seterusnya. Friendster tidak hanya digunakan oleh individu, tetapi bisa juga oleh lembaga.

Fenomena friendster, di satu sisi, mungkin bisa di sebut mukjizat abad ini. Bayangkan di sela waktu yang terbatas, urusan pekerjaan dan keluarga yang menyita waktu, terpisah ruang, limited ‘me-time’. Friendster adalah celah yang membuat kita sejenak melonggokkan kepala pada kehidupan yang lebih berwarna. Lepas –sejenak- dari jeratan tuntutan status yang kita sandang. Menyapa sahabat dan kerabat, menggali kenangan, berbagi kisah lalu, menertawakan diri masing-masing. Sharing, kata orang komunikasi. Catharsist, kata orang psikologi.

Diakhir masa jayanya friendster.com, para pengguna friendster mengmbangkan tampilan friendsternya dengan teknologi coding CSS, dimana kita dapat memodifikasi tampilan sesuai dengan yang kita inginkan. Seakan-akan, tanpa bertemu si empunya akun, kita sudah mengetahui bagaimana sifat, cirri-ciri, interest seseorang akan sesuatu, dilihat dari tampilan friendsternya. Inilah friendster saya, setelah sekian lama akun ini tidak pernah dijamah à http://profiles.friendster.com/littlevoila

Fenomena Facebook

Masyarakat IT Indonesia di tahun 2009 mulai meninggalkan layanan social network Friendster dan berbondong - bondong akan mencari situs pertemanan online yang lebih menarik seperti Facebook.

Facebook telah membius jutaan pengguna internet di seluruh belahan dunia. Tua, muda, pegawai, pejabat, bahkan calon presiden turut menikmati indahnya berada dalam alam Facebook. Umat - umat baruFacebookers telah membuat jarak berkomunikasi dan bersosialisasi antar anggota menjadi tiada batas. Coba kita tengok grafik pertumbuhanFacebook yang bergerak cepat dibanding layanan Friendster yang semakin menurun.

Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook membuat anak muda ini menempatkan dirinya sebagai jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar US. (Forbes.com; September 2008)
Sebenarnya Zuckerberg adalah mahasiswa jurusan Psikologi Harvard. Mengutak-atik dan menciptakan program komputer hanyalah kegiatan untuk bersenang-senang. Mungkin latar belakang keilmuan psikologi itulah ia tertarik untuk membuat situs-situs sosial. Sebelum menciptakan facebook ia telah merilis Coursematch yang memudahkan para mahasiswa melihat mata kuliah yang diambil, Facemash yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.

Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat (Wiguna, 2009).

Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional.

Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009)

Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari Friendster. Inilah mengapa orang lebih tertarik pada facebook dibanding friendster.

Pertumbuhan grafik pengguna Facebook di Indonesia juga mengalahkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. 1.048.334pengguna internet di Indonesia telah bergabung dengan Facebook hingga 02 Februari 2009 dan angka tersebut mengalahkan pengguna dari negaraASEAN lainnya.

http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di-indonesia/

Penggunaan situs jaringan pertemanan tidak hanya menimbulkan pengaruh dan dampak secara langsung pada orang yang sedang menggunakan fasilitas ini, tetapi juga secara tidak langsung pada orang lain dan lingkungan.

Sama dengan hal lainnya, penggunaan Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang situs jaringan pertemanan Facebook.

Situs pertemanan Facebook memungkinkan seseorang untuk menemukan teman lama, menemukan teman baru, menjalin pertemanan, bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain, mengirimkan pesan dan komentar. Selain fasilitas-fasilitas utama yang disebutkan, masih sangat banyak fasilitas-fasilitas yang ditawarkan situs itu, baik secara formal atau non-formal, independen atau dependen.

Kini jumlah facebooker Indonesia jauh melebihi pengguna di Singapura dan Malaysia. Padahal Facebook hingga pertengahan 2007 nyaris tak dilirik pengguna Internet di sini. Tapi, memasuki pertengahan tahun lalu, jumlah akses ke situs ini melonjak tajam dan menempatkannya sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia. Bahkan Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada tahun 2006, yaitu 150 juta orang–sekitar 700 ribu orang berasal dari Indonesia. Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik Facebook terhadap user. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu account baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya.

Memasuki tahun 2009 “Indonesia saat ini telah menjadi “the Republic of the Facebook” (Putra, 2009). Itulah headlines yang ditulis oleh Budi Putra mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. “Prestasi” ini menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).

Beberapa pengaruh penggunaan dan penyalahgunaan Facebook di kalangan anak muda adalah :
(1). Kurangnya waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas
(2). Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan lingkungan
(3). Membuat lupa waktu sehingga pola hidup tidak teratur
(4). Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit
(5). Pola finansial yang terkesan membuang-buang uang.

ini adalah beberapa contoh penyalahgunaan Facebook

(1). Penyebaran foto-foto yang tidak sopan.
(2). Perceraian, karena dapat berteman dan berkomunikasi secara bebas, situs pertemanan seperti Facebook dapat menimbulkan kecemburuan dan perselingkuhan.
(3). Menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal nyata dan tidak nyata, yaitu gejala penyakit neurotik skizofrenia.
(4). Membuat seseorang menjadi ingin tahu urusan orang lain.
(5). Beredar banyak kata-kata kasar.
(6). Pamer.
(7). Sering dijadikan ajang untuk membicarakan narkoba dan seks. Dari sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan asal University of Washington, terungkap kalau 54 persen remaja yang tergabung di Facebook dan Myspace, sering membicarakan hal yang sensitif seperti narkoba dan seks di forum ini.
(8). Menyebabkan gejala kenarsisan. Para peneliti mengatakan bahwa jumlah pesan dan postingan di halaman 130 pengguna Facebook sangat berkorelasi dengan seberapa narsisnya mereka. Pimpinan studi Laura Buffardi Ph.D, mengatakan bahwa ini setara dengan seberapa narsisnya mereka di dunia nyata. Orang yang narsis di Facebook bisa ditandai dengan tampilan yang glamour pada foto diri utama mereka. Di studi terdulu, ilmuwan menemukan bahwa halaman personal Web sangat popular di kalangan kaum narsis, namun bukan berarti semua pengguna Facebook adalah narsis. Ditemukan, bahwa orang narsis bisa jadi terlihat sangat menarik, narsis bisa diarahkan ke hal yang positif jika ditujukan kepada kegiatan dan hal-hal yang positif, biasanya orang-orang ini tergolong kreatif. Contohnya tampilan picture dari album foto Qdoy Sadiyo Sugita (he..he..he..ngeles niy yee…).


Sama dengan situs-situs pertemanan di dunia maya lainnya, Facebook hadir di tengah-tengah masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya, adalah untuk memudahkan pertemanan, komunikasi, dan melebarkan jaringan/koneksi, dan memudahkan masyarakat satu dengan yang lain dalam pemenuhan kebutuhan sebagian makhluk sosial yang saling bergantung. Bahkan belakangan ini trendnya telah meluas ke perkantoran, biasanya para karyawan/pegawai/pekerja ber-fesbuk-an, disela tidak ada aktivitas yang dikerjakan dan atau di sela istirahat.

Kita harus bisa berpikir tepat dan logis, kita harus bisa menempatkan dan menerima fungsi fasilitas komunikasi sesuai dengan proporsinya masing – masing.
Kinerja dan dampak positif dari penggunaan Facebook dan aplikasi dan situs pertemanan lainnya akan sangat terasa jika kita bisa menggunakannya dan tetap tunduk pada undang-undang internet (cyberlaw), memakai sesuai dengan fungsi yang proporsional.


Pesatnya pertumbuhan pengguna membuat pihak situs jejaring sosial ini ingin meningkatkan lagi layanan mereka. Salah satunya dengan membuat Facebook Developer yang mengizinkam penggunanya dapat membuat aplikasi di dalam Facebook yang dapat digunakan oleh seluruh pengguna Facebook.

Facebook Developer, mulai diperkenalkan sejak tahun 2007 silam dan sejak itu hingga kini tercatat sudah lebih dari 660.000 developer yang berasal dari 180 negara telah menciptakan beragam aplikasi yang dapat digunakan dalam Facebook. Ketertarikan masyarakat yang besar terhadap program Facebook itu, akhirnya memicu terbentuknya sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Facebook Developer Garage.

Tergerak untuk ambil bagian, terbentuklah Facebook Developer Garage Indonesia pada tahun 2009. Ajang pengumpulan para pengguna yang berbakat tersebut digelar di Plaza FX Senayan, Jakarta, Sabtu (28/03/2009). "Facebook Developer Garage, membuat para user dapat membuat aplikasi yang dapat berjalan dalam Facebook tanpa perlu memiliki keahlian khusus”.


Mailing List

social networking yang pernah ada sebelum menyebarnya friendster dan facebook adalah maling list atau milist.

Mailing list adalah group diskusi dimana setiap orang bisa berlangganan dan berpartisipasi didalamnya. kita dapat membaca mail orang lain dan kemudian mengirimkan balasannya.
Secara sederhana, Mailing list adalah sebuah daftar alamat alamat email yang mempunyai kesukaan/kepentingan yang sama.

Jika seseorang mengirimkan surat yang kemudian dikirimkan ke semua orang yang terdapat di dalam daftar, terserah kita apakah kita ingin mereply mailnya, mengirim mail baru atau hanya membaca tanpa ikut berdiskusi.

Setiap kali kita atau orang lain mereply sebuah mail, mail tersebut didistribusikan ke setiap mail box masing masing orang yang terdapat di dalam daftar.
Semua proses ini diatur oleh sebuah program yang dinamakan Mailing List Manager (MLM'S) atau Mail Servers.

http://ayumuth.blogspot.com/2009/02/definisi-mailing-list.html

>>>>> jadi...

setiap yang ada di dunia maya, terlebih dalam dunia social networking, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Sekarang tergantung kita menyikapi bagaimana posisi kita dalam social network tersebut. Norma dan batasan tertentu harus kita yang membuatnya. Kita adalah polisi bagi diri kita sendiri. Bisakah anda bertindak adil kepada diri anda sendiri? -maya

No comments:

Post a Comment