Tuesday 20 March 2012

dispepsia

diagnosa dokter sama penyakit dimas itu dispepsia. gue cuma asal googling aja di hp, dan tau menyimpulkan dispepsia itu penyakit yang menyerang lambung dan pencernaan. sebenernya apa sih dispepsia?


Dispepsia merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan. Sindroma dispepsialebih dikenal sebagai penyakit maag (gastritis).
Dispepsia adalah rasa nyeri atau perasaan tidak nyaman pada perut bagian atas. Keluhan yang timbul adalah rasa nyeri pada ulu hati, mual, kembung, muntah, dan cepat kenyang. Dispepsia dibedakan menjadi dispepsia organik dan dispepsia fungional. Dispepsia organik, jika keluhan yang timbul disebabkan karena kelainan organ tubuh seperti tukak lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan sebagainya. Selain itu, obat-obatan rematik, beberapa antibiotik, penyakit diabetes melitus, dan penyakit jantung juga dapat menimbulkan dispepsia organik. Dispepsia fungsional berupa keluhan dispepsia yang telah berlangsung beberapa minggu tanpa didapat kelainan atau gangguan struktural organ tubuh berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi.
Pada dispepsia organik, keluhan yang dialami, akibat kelainan pada organ tubuh (oleh karena itu dinamakan organik) terutama kelainan pada organ-organ didalam rongga perut. Penyebabnya bermacam-macam yang sering infeksi tipus perut yang berulang (dalam bahasa kedokteran Relaps), infeksi oleh malaria, virus hepatitis, dan infeksi kuman-kuman lain. “Infeksi oleh kuman Helycobacter pylori yang bisa hidup dilambung manusia, dan juga dapat menyebabkan tukuk lambung atau tukuk pada usus dua belas jari.
Dispepsia fungsional tidak didapatkan kelainan organ melainkan terjadi kenaikan produksi asam lambung dan gangguan dari gerakan organ saluran cerna, yang bisanya akibat faktor-faktor psikis misalnya stress, marah, sedih dan lain-lain. Gangguan pisikis atau stress menyebabkan peningkatan produksi hormon-hormon dalam tubuh antara lain adrenalin dan kortikosteroid yang merangsangpengeluaran hormon gastrin yang akan merangsang pengeluaran asam lambung.
Dispepsia merupakan kumpulan gejala-gejala di mana pada suatu keadaan satu gejala lebih dominan dari yang lain, sehingga seringkali dibagi gejala-gejala ini dalam beberapa sub-group:
1. Dispepsia tipe refluks yaitu adanya rasa terbakar pada epigastrium, dada atau regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut.2. Dispepsia tipe dismotilitas yaitu nyeri epigastrium yang bertambah sakit setelah makan, disertai kembung, cepat kenyang , rasa penuh setelah makan, mual atau muntah, bersendawa dan banyak flatus.
3. Dispepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang mereda bila makan atau minum antasid dan nyeri biasanya terjadi sebelum makan dan tengah malam.
4. Dispepsia non-spesifik yaitu dispepsia yang tidak bisa digolongkan dalam satu kategori di atas.
5. Dispepsia tipe refluks biasanya terbukti secara endoskopi atau monitor PH ambulatoar sehingga sebaiknya tipe ini langsung kita obati sebagai penyakit refluks gastroesophageal.
6. Beberapa pasien dengan dispepsia tipe dismotilitas ternyata menderita ulkus peptikum sebaliknya penderita dengan dispepsia tipe ulkus menderita DNU (Dispepsia non ulkus).
Endoskopi segera dikerjakan jika memang ada gejala “peringatan” dan pasien yang sangat kuatir tentang adanya penyakit serius yang mendasarinya. Untuk pasien lainnya, para klinisi harus memutuskan antara segera mengetahui diagnosa definitif dengan endoskopi dan mengetahui dulu hasil terapi percobaan medis empiris (therapi exjuvantivus).
Foto seri sinar-X dengan Barium pada GI atas kurang akurat dibanding endoskopi untuk diagnosis ulkus peptikum dan refluks gastroesofageal.
Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi HP dengan IgG serologik atau Urea Breath Test (lihat Algoritma I.) Keduanya mempunyai sensitivitas dan spesifiksitas > 90%
“USG dan CT Scan” hanya dilakukan bila secara klinis atau laboratoris ada kecurigaan ke arah penyakit pankreas atau empedu.
Pengukuran PH Intraesophagus (monitor 24 jam) dilakukan terhadap pasien dengan Dispepsia Non Spesifik dan hasilendoskopi yang normal untuk mendiagnosa kemungkinan refluks gastroesofageal. Tapi bagaimanapun hal ini tidak praktis, untuk kasus yang dicurigai penyakit refluks gastroesofageal langsung kita terapi imperik anti refluks.
Pada umumnya penderita sakit maag dapat berpuasa terutama jika sakit maag-nya hanya gangguan fungsional. Obat anti asam lambung seperti penghambat reseptor H2, antara lain ranitidine, famotidine, nizatidine dapat diberikan pada saat sahur dan berbuka untuk mengontrol asam lambung selama berpuasa, sehingga keluhan yang timbul saat berpuasa terutama saat perut sudah kosong (6-8 jam setelah makan terakhir) dapat dikurangi.



berarti abis ini dimas ga boleh minum coca cola lagi, ga boleh makan maicih kebanyakan :P
cepet sembuh ya sayang :')

sumber: dari link ini.


1 comment:

  1. mampir ke blog aku dooong
    Aku juga nulis tentang lambung

    www.happygoherbal.wordpress.com ditunggu komen nyaahh

    ReplyDelete