Aaahh.. Sudah lama rasanya aku tidak menikmati pagi. Embunnya, hangat mataharinya, sayup suara camar yang bersahutan. Pagiku kini mulai riuh. Detak detik pada jam tanganku memaksaku bergegas setiap aku membuka mata dari pejaman malam. Betapa aku rindu mengawali pagi dengan senyum dan rasa ringan. Tidak, pagi dulu tidak selalu seperti itu. Mungkin ini hanyalah sebersit penat dan rindu.
Desingan mesin yang beradu pada bis kota yang kutumpangi, adalah melodi yang mengalun di pagiku. Lalu lalang para kuli otak pada bahu jalanan kota adalah pemandanganku kala disapa mentari. Aku rindu warna pelangi. Aku rindu hijaunya kebun teh yang wangi. Aku rindu birunya laut di tepi pantai Banyuwangi.
Isi kepalaku bekerja cepat. Berpikir lebih banyak dari biasanya. Kerja rodi kata orang jaman penjajahan. Bukan hanya nadiku yang butuh nafas. Hidupku pun perlu nafas. Hela sesaat dari apa yang berjalan terlalu cepat. Mungkin ini namanya penat.
Hati. Jangan mati dulu. Jangan tinggalkan aku dan logikaku. Jangan biarkan waktu menggilas habis cara kerjamu. Tetaplah disitu. Aku akan tetap mencari, tidak akan pernah benar-benar pergi. Aku hanya perlu menyeret hidupku keluar dari hujat roda kenyataan. Untuk menemuimu. Hati.
Sampai bertemu malam nanti. Saat kurebahkan kepala ini diatas empuknya peraduan. Mengadu, melirih, mencerna kembali apa yang hilir mudik datang dan kembali membiarkanku sendiri. Hingga aku kembali bercengkrama padamu. Hati.
No comments:
Post a Comment