Friday 25 February 2011

budaya SKS a.k.a Sistem Kebut Semalam


Minggu ini minggu sibuk buat saya dan kawan-kawan seperjuangan di kelas saya, dimana anak-anak ini untungnya ngga pada ngerjain tugas di satu tempat. Kalo nggak, itu tempat ngga bakal kebayang deh gimana berisiknya!
Tugas numpuk, deadline nya mepet, belom lagi kalo tugasnya ribeett ..
Tugas fisika yang masyaAllah merepotkan, laporan praktikum yang harus diketik pake mesin tik plus di ketik trus di print (yang ini susah di penjelasannya), presentasi minggu depan yang harus di rangkum, plus tugas curhat-curhatan ini… coba ya ada kantong doraemon, benda apa kek gitu yang bisa bantu nyelesein tugas – tugas inii ! (gemes sendiri jadinya…)
Saya yang udah dari dulu memakai system ini akan sedikit memberi cerita di blog ini :P
System ini adalah system kebut semalam a.k.a SKS J
Dulu waktu saya masih sekolah di pesantren, setiap datang waktu ujian, pasti dari subuh sampe subuh lagi masih ada yang jalan – jalan sambil bawa buku. Ya ngapalin ayat lah, ngapalin rumus lah, macem-macem deh! Niatnya Cuma satu, biar besok pas ujian bisa adem ayem jawabnya.
Saya masih mengingat dengan jelas suasana pondok itu. Sehabis sholat magrib, para santriwati sudah siap dengan buku – buku, bantal kecil, plus penganan yang akan menemani sampe pagi tiba. Mereka ada yang sampe nginep di masjid buat sekedar ngapalin hadis atau ayat-ayat tafsir, atau belajar matematika, fisika, ekonomi supaya ujiannya bisa lancer.
Dirumah, saya belajar dan ngerjain tugas yang dikebut semalam Cuma bisa sendirian. Dulu waktu di pondok, saya melakukannya bersama teman-teman saya. Saat sudah mulai jenuh, ya kami semua bersenda gurau dulu, abis itu baru deh belajar lagi. Mojok ke tempat yang dianggap bisa membangun konsentrasi walaupun Cuma 5 menit. Yang penting isi dari buku tersebut ada yang nempel.
Jeleknya buat yang nggak biasa SKS, bisa aja besoknya lupa karena ngantuk pas ngerjain soal, atau keburu nervous duluan. Itu sih mendingan ga usah begadang, soalnya kata bang Rhoma ‘begadang jangan begadang… kalo tiada artinya… begadang boleh saja, asal ada perlunyaaaaa’ (loh, kok jadi dangdutan??? :))
SKS sendirian tuh ngga enak! Untung sekarang ada internet, jadi masih bisa saling nanya sama temen yang lagi begadang di luar sana juga..
Dan sepertinya, curhatan ini udah cukup untuk memenuhi tugas saya. Waktu sudah menunjukkan dini hari, dan saya harus kuliah pagi besok. Dari pada besok jadi mata panda mendingan saya tarik selimut, dan sampai jumpa esok hari :)

Thursday 24 February 2011

#1st : Ilmu Budaya Dasar -> Tujuan dan Definisi

Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masala – masalah manusia dan kebudayaan.

Lingkungan keluarga adalah aspek penting dalam membangun budaya dalam diri seseorang. Segala kebiasan yang diajarkan oleh orang tua dari bayi sampai manusia tersebut menjadi dewasa akan menjadi budaya yang tidak hilang dalam diri manusia itu. Sering kita mendengar pertanyaan jika seseorang melakukan suatu kebaikan atau kejahatan, “siapa sih orang tuanya?”. Ini menunjukkan bahwa pendidik pertama seseorang -orangtua- harus bias mendidik seseorang agar menjadi manusia yang mempunyai budaya yang baik.

Kehidupan manusia di lingkungan belajar seperti sekolah dan kampus merupakan aspek kedua yang membentuk budaya seseorang. Dengan siapa ia bergaul dan apa saja yang ia pelajari, merupakan proses pendewasaan yang mempengaruhi budaya seseorang. Pepatah mengatakan, bertemanlah dengan penjual parfum, maka kau pun akan ikut harum. Maksud dari pepatah tersebut adalah jika kita berteman dengan orang baik, maka baik pula budaya yang akan tumbuh dalam diri kita. Jika kita berteman dengan orang pandai, maka kepandaian itu akan menular dengan kita.

Lingkungan hidup sehari-hari selain rumah dan temppat belajar juga mempengaruhi budaya kehidupan seseorang. Misalnya lingkungan kantor, lingkungan organisasi, dll. Orang-orang yang terbiasa berorganisasi akan mempunyai budaya pandai mengatur waktu, karena ia terbiasa akan waktu yang terorganisir. Budaya cekatan dalam melakukan pekerjaan dikantor juga membuat seseorang terbiasa cekatan melakukan apapun.

Tujuan dari mempelajari ilmu budaya dasar adalah supaya mahasiswa dapat mempertajam kepekaan dan daya kritik terhadap nilai – nilai budaya baik pada dirinya sendiri, orang lain maupun di lingkungan sekitarnya. Budaya yang setiap manusia berbeda-beda, tergantung dengan lingkungan, proses belajar, dan didikan dari orang tuanya. 3 aspek tersebut merupakan tri pusat pendidikan yang kemudian membentuk karakter budaya si manusia tersebut.

Adapun definisi dari kebudayaan adalah system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang harus dibiasakan oleh manusia yang dicapai oleh manusia dengan belajar.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi setiap pembacanya :)