Thursday 16 December 2010

actually, we are the social networkers :)

Pada era globalisasi yang sudah mendahulukan teknologi diatas segalanya, social networking adalah 2 kata yang pasti terucap. Kehidupan social di dunia maya dianggap memudahkan segala cara bersosialisasi antar individu. Saya sendiri mengalaminya . saat teman saya mendapat beasiswa di Kansas dan East Greenwich, USA , dan pada saat itu saya harus mendapatkan profil mereka untuk dicetak di Year Book sekolah, fasilitas pertama yang saya pakai adalah facebook dan email.


Social Network

Apa itu social network ? Social network atau jaringan sosial adalah sebuah struktur sosial yang dibuat oleh para individu atau organisasi yang saling terhubung dan terkoneksi satu dengan lainnya. Hubungan ini terbentuk atas dasar pertemanan, kesamaan hobi, pengetahuan, cinta dan lain sebagainya. Social network dapat kita jumpai di tempat kerja, universitas, dan sekolah tinggi, namun yang paling populer adalah di dunia online. Ini dikarenakan internet diisi oleh jutaan individu yang dapat saling bertemu sesama pengguna internet untuk membawa dan membagi informasi berbagai macam topik dari politik, humor, gosip hingga ilmu pengetahuan.

Penelitian di beberapa bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, dari keluarga sampai ke tingkat bangsa-bangsa, dan memainkan peran penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, dan sejauh mana individu-individu berhasil dalam mencapai tujuan mereka.

Anda dapat memulai pencarian dari ratusan jaringan komunitas untuk bergabung. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan melakukan pencarian internet standar, misalnya melalui mesin pencari google. Pencarian Anda kemungkinan akan kembali sejumlah hasil, termasuk MySpace, FriendWise, FriendFinder, Yahoo! 360, Facebook, Orkut, dan Classmates.

http://www.visigraphic.com/faq/apakah-yang-dimaksud-social-network .

Menurut saya, social network adalah dimana anda bias bertemu teman juga lawan. Pusat informasi tanpa anda harus berpindah posisi dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Fenomena Friendster

pada awal tahun 2000, situs social network atau jejaring social yang merajalela adalah www.friendster.com . saya adalah salah satu pengguna situs tersebut. Pada saat itu, tidak punya akun friendster sama saja “ngga gaul” . Friendster bisa digunakan untuk memperluas jaringan dengan manusia di seluruh dunia dan menjalin hubungan yang hampir memudar dengan teman-teman kita. Sampai-sampai kita bisa bertemu kembali dengan teman-teman semasa di SD, SMP, SMU, dan seterusnya. Friendster tidak hanya digunakan oleh individu, tetapi bisa juga oleh lembaga.

Fenomena friendster, di satu sisi, mungkin bisa di sebut mukjizat abad ini. Bayangkan di sela waktu yang terbatas, urusan pekerjaan dan keluarga yang menyita waktu, terpisah ruang, limited ‘me-time’. Friendster adalah celah yang membuat kita sejenak melonggokkan kepala pada kehidupan yang lebih berwarna. Lepas –sejenak- dari jeratan tuntutan status yang kita sandang. Menyapa sahabat dan kerabat, menggali kenangan, berbagi kisah lalu, menertawakan diri masing-masing. Sharing, kata orang komunikasi. Catharsist, kata orang psikologi.

Diakhir masa jayanya friendster.com, para pengguna friendster mengmbangkan tampilan friendsternya dengan teknologi coding CSS, dimana kita dapat memodifikasi tampilan sesuai dengan yang kita inginkan. Seakan-akan, tanpa bertemu si empunya akun, kita sudah mengetahui bagaimana sifat, cirri-ciri, interest seseorang akan sesuatu, dilihat dari tampilan friendsternya. Inilah friendster saya, setelah sekian lama akun ini tidak pernah dijamah à http://profiles.friendster.com/littlevoila

Fenomena Facebook

Masyarakat IT Indonesia di tahun 2009 mulai meninggalkan layanan social network Friendster dan berbondong - bondong akan mencari situs pertemanan online yang lebih menarik seperti Facebook.

Facebook telah membius jutaan pengguna internet di seluruh belahan dunia. Tua, muda, pegawai, pejabat, bahkan calon presiden turut menikmati indahnya berada dalam alam Facebook. Umat - umat baruFacebookers telah membuat jarak berkomunikasi dan bersosialisasi antar anggota menjadi tiada batas. Coba kita tengok grafik pertumbuhanFacebook yang bergerak cepat dibanding layanan Friendster yang semakin menurun.

Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook membuat anak muda ini menempatkan dirinya sebagai jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar US. (Forbes.com; September 2008)
Sebenarnya Zuckerberg adalah mahasiswa jurusan Psikologi Harvard. Mengutak-atik dan menciptakan program komputer hanyalah kegiatan untuk bersenang-senang. Mungkin latar belakang keilmuan psikologi itulah ia tertarik untuk membuat situs-situs sosial. Sebelum menciptakan facebook ia telah merilis Coursematch yang memudahkan para mahasiswa melihat mata kuliah yang diambil, Facemash yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.

Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat (Wiguna, 2009).

Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional.

Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009)

Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari Friendster. Inilah mengapa orang lebih tertarik pada facebook dibanding friendster.

Pertumbuhan grafik pengguna Facebook di Indonesia juga mengalahkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. 1.048.334pengguna internet di Indonesia telah bergabung dengan Facebook hingga 02 Februari 2009 dan angka tersebut mengalahkan pengguna dari negaraASEAN lainnya.

http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di-indonesia/

Penggunaan situs jaringan pertemanan tidak hanya menimbulkan pengaruh dan dampak secara langsung pada orang yang sedang menggunakan fasilitas ini, tetapi juga secara tidak langsung pada orang lain dan lingkungan.

Sama dengan hal lainnya, penggunaan Facebook tidak akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang tidak sehat, serta penyalahgunaan fasilitas yang tidak benar.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang situs jaringan pertemanan Facebook.

Situs pertemanan Facebook memungkinkan seseorang untuk menemukan teman lama, menemukan teman baru, menjalin pertemanan, bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain, mengirimkan pesan dan komentar. Selain fasilitas-fasilitas utama yang disebutkan, masih sangat banyak fasilitas-fasilitas yang ditawarkan situs itu, baik secara formal atau non-formal, independen atau dependen.

Kini jumlah facebooker Indonesia jauh melebihi pengguna di Singapura dan Malaysia. Padahal Facebook hingga pertengahan 2007 nyaris tak dilirik pengguna Internet di sini. Tapi, memasuki pertengahan tahun lalu, jumlah akses ke situs ini melonjak tajam dan menempatkannya sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia. Bahkan Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada tahun 2006, yaitu 150 juta orang–sekitar 700 ribu orang berasal dari Indonesia. Tidak ada situs jejaring sosial lain yang mampu menandingi daya tarik Facebook terhadap user. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu account baru perharinya Lebih dari 25 juta user aktif menggunakan Facebook setiap harinya.

Memasuki tahun 2009 “Indonesia saat ini telah menjadi “the Republic of the Facebook” (Putra, 2009). Itulah headlines yang ditulis oleh Budi Putra mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. “Prestasi” ini menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).

Beberapa pengaruh penggunaan dan penyalahgunaan Facebook di kalangan anak muda adalah :
(1). Kurangnya waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas
(2). Kurangnya waktu untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan orang lain dan lingkungan
(3). Membuat lupa waktu sehingga pola hidup tidak teratur
(4). Masyarakat terbiasa melalukan hal-hal dengan praktis, sehingga tidak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang sulit
(5). Pola finansial yang terkesan membuang-buang uang.

ini adalah beberapa contoh penyalahgunaan Facebook

(1). Penyebaran foto-foto yang tidak sopan.
(2). Perceraian, karena dapat berteman dan berkomunikasi secara bebas, situs pertemanan seperti Facebook dapat menimbulkan kecemburuan dan perselingkuhan.
(3). Menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan hal nyata dan tidak nyata, yaitu gejala penyakit neurotik skizofrenia.
(4). Membuat seseorang menjadi ingin tahu urusan orang lain.
(5). Beredar banyak kata-kata kasar.
(6). Pamer.
(7). Sering dijadikan ajang untuk membicarakan narkoba dan seks. Dari sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan asal University of Washington, terungkap kalau 54 persen remaja yang tergabung di Facebook dan Myspace, sering membicarakan hal yang sensitif seperti narkoba dan seks di forum ini.
(8). Menyebabkan gejala kenarsisan. Para peneliti mengatakan bahwa jumlah pesan dan postingan di halaman 130 pengguna Facebook sangat berkorelasi dengan seberapa narsisnya mereka. Pimpinan studi Laura Buffardi Ph.D, mengatakan bahwa ini setara dengan seberapa narsisnya mereka di dunia nyata. Orang yang narsis di Facebook bisa ditandai dengan tampilan yang glamour pada foto diri utama mereka. Di studi terdulu, ilmuwan menemukan bahwa halaman personal Web sangat popular di kalangan kaum narsis, namun bukan berarti semua pengguna Facebook adalah narsis. Ditemukan, bahwa orang narsis bisa jadi terlihat sangat menarik, narsis bisa diarahkan ke hal yang positif jika ditujukan kepada kegiatan dan hal-hal yang positif, biasanya orang-orang ini tergolong kreatif. Contohnya tampilan picture dari album foto Qdoy Sadiyo Sugita (he..he..he..ngeles niy yee…).


Sama dengan situs-situs pertemanan di dunia maya lainnya, Facebook hadir di tengah-tengah masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya, adalah untuk memudahkan pertemanan, komunikasi, dan melebarkan jaringan/koneksi, dan memudahkan masyarakat satu dengan yang lain dalam pemenuhan kebutuhan sebagian makhluk sosial yang saling bergantung. Bahkan belakangan ini trendnya telah meluas ke perkantoran, biasanya para karyawan/pegawai/pekerja ber-fesbuk-an, disela tidak ada aktivitas yang dikerjakan dan atau di sela istirahat.

Kita harus bisa berpikir tepat dan logis, kita harus bisa menempatkan dan menerima fungsi fasilitas komunikasi sesuai dengan proporsinya masing – masing.
Kinerja dan dampak positif dari penggunaan Facebook dan aplikasi dan situs pertemanan lainnya akan sangat terasa jika kita bisa menggunakannya dan tetap tunduk pada undang-undang internet (cyberlaw), memakai sesuai dengan fungsi yang proporsional.


Pesatnya pertumbuhan pengguna membuat pihak situs jejaring sosial ini ingin meningkatkan lagi layanan mereka. Salah satunya dengan membuat Facebook Developer yang mengizinkam penggunanya dapat membuat aplikasi di dalam Facebook yang dapat digunakan oleh seluruh pengguna Facebook.

Facebook Developer, mulai diperkenalkan sejak tahun 2007 silam dan sejak itu hingga kini tercatat sudah lebih dari 660.000 developer yang berasal dari 180 negara telah menciptakan beragam aplikasi yang dapat digunakan dalam Facebook. Ketertarikan masyarakat yang besar terhadap program Facebook itu, akhirnya memicu terbentuknya sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Facebook Developer Garage.

Tergerak untuk ambil bagian, terbentuklah Facebook Developer Garage Indonesia pada tahun 2009. Ajang pengumpulan para pengguna yang berbakat tersebut digelar di Plaza FX Senayan, Jakarta, Sabtu (28/03/2009). "Facebook Developer Garage, membuat para user dapat membuat aplikasi yang dapat berjalan dalam Facebook tanpa perlu memiliki keahlian khusus”.


Mailing List

social networking yang pernah ada sebelum menyebarnya friendster dan facebook adalah maling list atau milist.

Mailing list adalah group diskusi dimana setiap orang bisa berlangganan dan berpartisipasi didalamnya. kita dapat membaca mail orang lain dan kemudian mengirimkan balasannya.
Secara sederhana, Mailing list adalah sebuah daftar alamat alamat email yang mempunyai kesukaan/kepentingan yang sama.

Jika seseorang mengirimkan surat yang kemudian dikirimkan ke semua orang yang terdapat di dalam daftar, terserah kita apakah kita ingin mereply mailnya, mengirim mail baru atau hanya membaca tanpa ikut berdiskusi.

Setiap kali kita atau orang lain mereply sebuah mail, mail tersebut didistribusikan ke setiap mail box masing masing orang yang terdapat di dalam daftar.
Semua proses ini diatur oleh sebuah program yang dinamakan Mailing List Manager (MLM'S) atau Mail Servers.

http://ayumuth.blogspot.com/2009/02/definisi-mailing-list.html

>>>>> jadi...

setiap yang ada di dunia maya, terlebih dalam dunia social networking, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Sekarang tergantung kita menyikapi bagaimana posisi kita dalam social network tersebut. Norma dan batasan tertentu harus kita yang membuatnya. Kita adalah polisi bagi diri kita sendiri. Bisakah anda bertindak adil kepada diri anda sendiri? -maya

Wednesday 15 December 2010

Definisi Agora dalam hidup saya, DARUNNAJAH !

Agora .
Agora (bahasa Yunani: Ἀγορά, Agorá) adalah tempat untuk pertemuan terbuka di negara-kota di Yunani Kuno. Pada sejarah Yunani awal, (900-700 SM), orang merdeka dan pemilik tanah yang berstatus sebagai warga negara berkumpul di Agora untuk bermusyawarah dengan raja atau dewan. Di kemudian hari, Agora juga berfungsi sebagai pasar tempat para pedagang menempatkan barang dagangannya di antara pilar-pilar Agora.

Dari fungsi ganda ini, muncullah dua kata dalam bahasa Yunani: αγοράζω, agorázō, "aku berbelanja", dan αγορεύω, agoreýō, "aku berbicara di depan umum". Istilah agorafobia digunakan untuk menunjukkan rasa takut terhadap tempat umum. Forum Romawimerupakan bentuk pertemuan bangsa Romawi yang mengikuti Agora dan kadang-kadang disebut untuk menunjukkan Agora.
Sumber: http://wapedia.mobi/id/Agora

Agora adalah semacam tempat perkumpulan yang tadinya hanya di hadiri oleh Raja dan para Filsuf-Filsuf Yunani untuk berdebat atau berdiskusi mengenai masalah ke Tuhanan. Namun seiring perkembangan jaman di Yunani Kuno, Agora di multi fungsikan sebagai tempat berdagang yang penuh dengan penjual dan pembeli.

Seiring dengan berjalannya waktu Agora terus berkembang hingga akhirnya di lain tempat banyak bermunculanpasar-pasar hingga akhirnya banyak yang membuat Mall di jaman metropolitan ini. Itu semua berawal dari agora.
Sumber : iqbalsyams.blogspot.com

Saya menyimpulkan bahwa agora adalah tempat bersosialisasi, tempat bertukar informasi, tempat kita mengetahui apa yang tidak kita ketahui. saya punya defisini tentang agora dalam kehidupan saya. Agora saya adalah Darunnajah, Sebuah pesantren di tengah kota.

Sosialisasi .
Hidup kita butuh sosialisasi. Dari lingkup yang kecil pun kita akan dengan sendirinya terbawa kepada kehidupan bersosialisasi. Lihat saja keseharian kita. Bangun tidur, bertemu Ibu yang secara rutin membangunkan kita di pagi hari, menuju kamar mandi dan bertemu kakak atau adik yang mungkin akan sama – sama ke kamar mandi, sarapan pagi dan bertemu Ayah. Memulai aktifitas pagi dengan bertemu orang-orang terdekat apalagi memiliki hubungan darah adalah suatu kenyamanan tersendiri. Adalah satu kata, RUMAH. Rumahku surgaku, rumahku istanaku. Bagi saya, rumahku bukan hanya surga ataupun istana. Jika ada kata yang lebih indah dari surge atau istana pun, akan saya pakai untuk mendifinisikan pentingnya arti rumah untuk saya.

kehidupan sosialisasi berikutnya adalah teman. Se-geek apa pun seseorang, pasti ada satu atau dua orang yang mengerti akan dirinya. Saya pribadi sangat menghargai arti dari teman, terlebih sahabat. Toh kehidupan kita pun tidak hanya di rumah. Dalam keadaan yang mendesak, subjek pertama yang akan kita mintai pertolongan adalah siapapun yang mengenal kita, seorang teman.
Mencari teman bukanlah hal yang mudah, meskipun ia adalah seorang yang friendly. Tubuh kita mempunyai saraf sensorik, tidak hanya untuk tindakan, tapi juga untuk sebuah rasa ketertarikan akan sesuatu – seseorang. Mungkin ini seperti curhat, tapi bagi saya, tempat ini merupakan titik balik kehidupan saya dari teenage menjadi young adult.
Masa SMA saya adalah masa yang mungkin tidak sama seperti anak SMA seumuran saya saat itu. Dimana saat lulus SMP, teman-teman saya mencari SMA Negeri pilihan, unggulan, atau apalah, namun saya memilih pesantren. Tobat? Bukan. Alasannya cukup singkat, saya Cuma tidak ingin membuang pulsa untuk menanyakan tugas sekolah, atau apapun yang memang membutuhkan penjelasan yan lebih dari teman. Pesantren kan berasrama, jadi hanya butuh mengetuk pintu kamar teman, bertanya, dan voila! Saya menemukan jawaban dari segala pertanyaan saya.

Tapi ternyata, kehidupan di pesantren tidak se simple yang saya bayangkan. Lalu apakah saya menyesal? Tentu tidak. Disini saya mempunyai banyak tantangan, terlebih tantangan untuk diri saya sendiri. Tantangan untuk menahan ego, emosi, bosan, amarah, dan yang paling penting , sifat temperamental yang pernah saya punya.

Darunnajah, definisi Agora dalam hidup saya.


Sejarah singkat Darunnajah.

Periode Cikal Bakal (1942-1960)
Pada tahun 1942 K.H. Abdul Manaf Mukhayyar mempunyai sekolah Madrasah Al-Islamiyah di Petunduhan Palmerah. Tahun 1959 tanah dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan komplek Perkampungan Olah Raga Sea Games, yang sekarang dikenal dengan komplek Olah Raga Senayan. Untuk melanjutkan cita-citanya, maka diusahakanlah tanah di Ulujami.
Tahun 1960, didirikan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), dengan tujuan agar di atas tanah tersebut didirikan pesantren. Periode inilah yang disebut dengan periode cikal bakal, sebagai modal pertama berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah.

Periode Rintisan (1961-1974)
Pada tahun 1961 K.H. Abdul Manaf membangun gedung madrasah enam lokal di atas tanah wakaf. Ide mendirikan pesantren didukung oleh H. Kamaruzzaman yang saat itu sedang menyelesaikan kuliahnya di Yogyakarta. Untuk pengelolaan pendidikan diserahkan kepada Ust. Mahrus Amin, alumnus KMI Gontor yang mulai menetap di Jakarta pada tanggal 2 Februari 1961.
Karena banyaknya rintangan dan hambatan, maka pendidikan belum bisa dilaksanakan di Ulujami, tetapi dilaksanakan di Petukangan bersama beberapa tokoh masyarakat, diantarannya Ust. Abdillah Amin dan H. Ghozali, berkerjasama dengan YKMI, tanggal 1 Agustus 1961, Ust. Mahrus Amin mulai membina madrasah Ibtidaiyah Darunnajah dengan jumlah siswa sebanyak 75 orang dan tahun 1964 membuka Tsanawiyah dan TK Darunnajah. Balai pendidikan Darunnajah diresmikan pada tahun 1964.
Tahun 1970 ada usaha memindahkan pesantren ke Petukangan, tapi mengalami kegagalan. Dan usaha merintis pesantren pernah pula dicoba dengan menampung kurang lebih 9 anak dari Ulujami dan Petukangan, yakni antara tahun 1963-1964. Dan tahun 1972 menampung kurang lebih 15 anak di Petukangan, namun kedua usaha itu didak dapat dilanjutkan dengan berbagai kesulitan yang timbul.
Para periode ini, meskipun pesantren yang diharapkan belum terwujud, tetapi dengan usaha-usaha tersebut, Yayasan telah berhasil mempertahankan tanah wakaf di Ulujami dari berbagai rongrongan, antara lain BTI PKI saat itu.

Periode Pembinaan dan Penataan (1974-1987)
Pada tanggal 1 April 1974, dicobalah untuk ke sekian kalinya mendirikan Pesantren Darunnajah di Ulujami. Mula-mula Pesantren mengasuh 3 orang santri, sementara Tsanawiyah Petukangan dipindah ke Ulujami untuk meramaikannya. Baru pada tahun 1976, Madrasah Tsanawiyah Petukangan dibuka kembali dan secara berangsur,Pesantren Darunnajah Ulujami hanya menerima anak yang mukim saja, kecuali anak Ulujami yang boleh pulang pergi.
Bangunan yang pertama didirikan adalah masjid dengan ukuran 11 X 11 m2 dan beberapa asrama lokal. Meskipun bangunanya sederhana, namun sudah sesuai dengan master plan yang dibuat oleh Ir. Ery Chayadipura. Pada awal pembangunannya, seluruh santri selalu dilibatkan untuk membantu kerja bakti.
Pada periode inilah ditata kehidupan di Pesantren Darunnajah dengan sunnah-sunnahnya.
1. Aktivitas santri dan kegiatan pesantren disesuaikan dengan jadwal waktu salat.
2. Menggali dana dari pesantren sendiri untuk lebih mandiri.
3. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, dengan dibentuk Lembaga Ilmu Al-Qur’an (LIQ), Lembaga Bahasa Arab dan Inggris dan Lembaga Da’wah dan Pengembangan Masyarakat (LDPM).
4. Beasiswa Ashabunnajah (kelompok santri penerima beasiswa selama belajar di Darunnajah) untuk kader-kader Darunnajah.

Periode Pengembangan (1987-1993)
Darunnajah mulai melebarkan misi dan cita-citanya, mengajarkan agama Islam, pendidikan anak-anak fuqara dan masakin dan bercita-cita membangun seratus Pondok Pesantren Modern. Masa inilah, saat memancarkan pancuran kesejukan ke penjuru-penjuru yang memerlukan.

Sampai dengan tahun 2004, Pesantren Darunnajah Group telah berjumlah 41.

Periode Dewan Nazir (1994-sekarang)
Perjalanan sejarah Pesantren Darunnajah yang relatif lama telah menuntut peraturan kesempurnaan untuk menjadi lembaga yang baik. Belajar dari perjalanan pondok pesantren di Indonesia dan melihat keberhasilan lembaga Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, yang telah berumur lebih 1000 tahun lamanya, Yayasan Darunnajah yang memayungi segala kebijakan yang telah berjalan selama ini, berusaha merapikan dan meremajakan pengurus yayasan.
Dengan niat yang tulus dan ikhlas, maka wakif tanah di Ulujami Jakarta K.H. Abdul Manaf Mukhayyar, Drs. K.H. Mahrus Amin, dan Drs. H. Kamaruzzaman Muslim yang ketiganya mengatasnamakan para dermawan untuk wakaf tanah di Cipining Bogor seluas 70 ha, mengikrarkan wakaf kembali di hadapan para ulama dan umara dalam acara nasional di Darunnajah pada tanggal 7 Oktober 1994.
Dalam acara tersebut wakif menguraikan niat dan cita-citanya mendirikan lembaga ini diatas sebuah piagam wakaf yang ditandatangani oleh para pemegang amanat, Dewan Nazir dan Pengurus Harian Yayasan Darunnajah yang disaksikan oleh para tokoh masyarakat dan ormas di Indonesia.
Di tahun 2007, Pesantren Darunnajah memiliki 11 cabang pesantren di berbagai tempat; Jakarta, Bogor, Serang, Bengkulu, Kalimantan Timur, dengan luas asset 318 ha.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Darunnajah
http://www.darunnajah.com/?p=19


kehidupan saya di darunnajah.

Setahun masa perkenalan bukanlah hal yang berjalan mulus. Apalagi semua yang saya temui adalah perempuan. Semua orang tau, kebanyakan wanita berpikir dengan perasaan. Dari buku yang say abaca, ada sebuah kesimpulan yang menarik perhatian saya.


otak wanita jauh lebih kompleks dibandingkan dengan otak pria. Pria memiliki banyak sinapsis di daerah lobus frontalis, sedangkjan wanita mempunyai lebih banyak selubunjg myelin.
Jumlah sinapsis member tahu kita adanya kecepatan tinggi transfer data biolistrik anta sel-sel saraf di daerah frontalis seorang pria. Sebaliknya, pada wanita, distribusi data lebih merata dan proses insulasi atau pencegahan distorsi lebih semourna. Sirkuit atau jaras pengambilan putusan seorang pria sabfa dipengaruhi oleh reseptivitas terhadap testosterone atau dehidroepiandrostenedion, yakni hormon yang terhubungdengan organ reproduksi. Konsep andrigenik ini menjadikan jaras kognitif pria berintensitas tinggi dan bersifat linier.
Wanita membutuhkan durasi lama untuk memutuskan sesuatu karena variable yang diolah otaknya sangat banyak. Ini tidak terjadi pada pria. Bagi wanita, detail dan sistematika runut menjadi kecenderungan otaknya.” Diambil dari novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro GK.

Dari ulasan panjang dan melebar diatas, saya sebagai wanita normal mengiyakan kesimpulan terakhir. Membutuhkan durasi yang lama, detail, dan sistematika runut. Ini adalah jawaban mengapa jika 2 oeang wanita sedang mempunyai sebuah masalah, akan lebih lama penyelesaiannya dan lebih rumit. Saya pernah merasakan menjadi salah satu dari dua orang tersebut. Dan karena saya tahu tentang fenomena diatas, maka saya berusaha untuk tidak membuat rumit suatu masalah.

Kembali ke inti tulisan ini. Pesantren ini seperti satu Negara. Saya merasa jadi warga Negara di Negara kecil ini. Contoh kecilnya, ada pada struktur organisasi di dalam wilayah asrama putri. Saya pernah menjadi bagian dari “parlemen” disini.

Jika sekolah lain mempunyai OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), disini kami mempunyai OSDN (Organisasi Santri Darunnajah). selain Ketua, Sekretaris, dan Bendahara –kami menyingkatnya dengan nama KARISDA-, kami mempunyai beberapa bagian khusus. Seperti Bagian Keamanan Pusat, Bagian Bahasa Pusat, dan Bagian Pengajaran. 3 bagian ini yang sangat berperan penting dalam keseharian kami berada dalam asrama.

Bagian keamanan pusat. Tugas mereka disini seperti penegak hokum suatu Negara. Segala tindak pelanggaran akan diurus oleh mereka. Mereka beranggotakan 10-11 orang. Terbagi ke 6 gedung asrama. Telat ke masjid saat waktu sholat, ngumpet sholat, makan bukan pada waktunya, adalah beberapa pelanggaran kecil yang mereka atasi.
Berada di pesantren bukan berarti semua santrinya alim. Banyak juga kasus pencurian, kabur, pacaran, pertemuan putra-putri, sampai tindak asusila seperti lesbi atau homo, mereka pula yang menindak lanjuti. Mereka dibantu oleh beberapa pembimbing –asatidzah- yang turut serta menyelesaikan masalah-masalah ini. Setiap awal masa jabatan, mereka membuat peraturan baru dan mengubah beberapa peraturan supaya lebih fleksibel dalam setahun masa jabatan mereka. Setiap awal masa jabatan, pasti diadakan sidang pleno, untuk mengesahkan seluruh peraturan, larangan, serta kewajiban seluruh santri.

Bagian Bahasa Pusat. Seperti pesantren kebanyakan, kami pun memakai 2 bahasa resmi, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Kami dilarang keras berbahasa Indonesia. Maksudnya adalah agar kita bias lebih memahami dan mendalami kedua bahasa resmi tersebut. Learning by doing, adalah motto seluruh anggota bagian Bahasa Pusat.
Setiap harinya mereka wajib memberikan kosakata baru dalam bahasa Arab dan Inggris. Biasanya dilakukan setelah sholat Isya. Memberikan latihan percakapan setiap Jumat pagi setelah sholat shubuh, guna memperlancar percakapan mereka dalam bahasa Arab dan Inggris, walaupun di kelas kami juga memperdalam 2 bahasa tersebut.

Bagian Pengajaran Pusat. Tugas mereka bukan menggantikan guru-guru untuk mengajar santri. Biasanya basis tugas mereka berada di masjid, dan acara keagamaan seperti Muhadlarah (latihan Pidato atau Dakwah), perayaan keagamaan, dsb. Bagian ini juga memperhatikan cara berbusana para santri di bantu oleh Bagian Keputrian. Santri tidak boleh memakai jeans, legging, manset, baju yang panjangnya kurang dari pinggul, rok payung, juga celana pensil.

Selain 3 bagian pusat yang oleh sebagian santri yang agak membandel adalah sebuah nightmare, adapula bagian-bagian lain seperti bagian Kebersihan dan Kesehatan, Bagian Keputrian, Bagian Kesenian, Bagian Olahraga, Pers dan Jurnalistik, Bagian Informasi, Bagian Penerimaan Tamu dan Bagian Dapur. Tugas mereka tidak kalah sulit dibanding 3 bagian yang saya ceritakan diawal.

Adapula 3 bagian yang membawahi 3 ekstrakurikuler seperti Bagian Tapak Suci (Silat), Darunnajah Marching Band, dan Bagian Koordinator (Pramuka). Mereka mempunyai bagian khusus dalam OSDN ini. Ekskul lain seperti basket, renang, senam, dan bulutangkis telah dibawahi oleh bagian Olahraga.

Saya pernah menjadi santri yang harus dididik. Saya pun pernah menjadi santri yang belajar mendidik. Di pesantren inilah saya merasa bernegara dalam sebuah Negara. Pesantren ini mengajarkan banyak hal. Selain pembelajaran di dalam kelas, saya juga belajar di luar kelas. Sebuah pelajaran kehidupan. Belajar tentang bersosialisasi, berbagi informasi, mengasah diri, mengatur ego juga emosi, dan masih berkiblat pada ajaran agama.

Saya pernah membaca sebuah novel dan mengambil beberapa kutipan yang inspiratif, 9 matahari karya Adenita.

“sebenarnya setiap hari itu kita belajar, banyak hal yang tidak diajarkan di sekolah formal tapi justri ada dalam kehidupan nyata. Sekolah biasa tidak mengajarkan bagaimamna menghadapi masalah yang kita temui dikehidupan sehari-hari. Kamu tidak tahu caranya merasakan ikhlas hati, kalau tidak pernah bertemu dengan masalah. Dan kita tidak pernah tahu pahitnya gagal, kalau tidak mengalaminya sendiri. Kita tidak akan menajdi orang yang kuat kalau kita tidak diberi ujian. Semua itu didapatkan disekolah kehidupan. Sekolah kehidupan memang nggak punya ijazah, nggak punya titel. Tapi sekolah itu yang memberikan label pada diri kita. Seperti apa kita ingin dikenal dalam hidup kita. Si pekerja keras, perempuan tangguh, sang penakluk impian, dan title-titel lainnya yang tidak bias kita dapatkan dari sekolah biasa.”

Paragraph itu yang sangat menginspirasi kehidupan saya sejak tahun terakhir saya berada di Darunnajah. saya boleh bandel, tapi edukasi saya pun harus tetap dapat dipertanggungjawabkan. Saya boleh menjadi pemberontak, asal saya tau aturan, tau norma dan batas-batasnya. Kehidupan bersosialisasi jaman sekarang memang sangat bebas, tergantung dimana anda memosisikan diri anda dalam dunia social jaman sekarang. –maya.

Tuesday 14 December 2010

PEMETAAN MANUSIA DARI SEGI DIFERENSIASI SOSIAL

1. Pengertian Diferensiasi Sosial

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial. Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.
Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.


2. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.

b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

3. Perbedaan Diferensiasi dengan Stratifikasi
Sebelum kita mempelajari stratifikasi sosial secara khusus pada modul mendatang, dengan melihat tabel di bawah ini secara tegas dapat kita bedakan antara diferensiasi sosial dengan stratifikasi sosial.

4. Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.

a. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya, bukan budayanya.
Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut :



• Menurut A.L. Krober
• • Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)
• • Mongoloid
o Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
o Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)
o American Mongoloid (penduduk asli Amerika)

• Kaukasoid
o Nordic (Eropa Utara, sekitar L. Baltik)
o Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
o - Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran)
o - Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

• • Negroid
o - African Negroid (Benua Afrika)
o - Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)
o - Melanesian (Irian, Melanesia)

• • Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok)
o - Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)
o - Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan)
o - Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia)
o - Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)

• Menurut Ralph Linton
• Mongoloid, dengan ciri-ciri kulit kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang,
Taiwan, Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.
• Kaukasoid, memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.
• Negroid, dengan ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman.




b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Apa yang dimaksud dengan suku bangsa atau etnis itu ?
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaan
berikut : ciri fisik, kesenian, bahasa daerah dan adat istiadat.

1. Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain :
- di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.;
- di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb.;
- di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.;
- di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang-Mangondow, Gorontalo, dsb.;
- di Kep. Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;
- di Kep. Maluku dan : Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.
- Irian

c. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
• Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:
- Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus
- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar;
- Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
- Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.
• Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klen di Minangkabau antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan sistem Matrilineal.


d. d. Diferensiasi Agama
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi, Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya.
• Komponen-komponen Agama
• Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
• Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.
• Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-dewa dan Roh Nenek Moyang.
• Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
• Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.

• Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.


e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb.
Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.


f. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.


g. Diferensiasai Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
- masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
- masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini :
- perilaku
- tutur kata
- cara berpakaian
- cara menghias rumah, dsb.


h. Diferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran.

based on : beberapa blogger yang membahas tentang pemetaan manusia & mapping the subject dengan pengubahan.