Pada era globalisasi yang sudah mendahulukan teknologi diatas segalanya, social networking adalah 2 kata yang pasti terucap. Kehidupan social di dunia maya dianggap memudahkan segala cara bersosialisasi antar individu. Saya sendiri mengalaminya . saat teman saya mendapat beasiswa di Kansas dan East Greenwich, USA , dan pada saat itu saya harus mendapatkan profil mereka untuk dicetak di Year Book sekolah, fasilitas pertama yang saya pakai adalah facebook dan email.
Social Network
Apa itu social network ? Social network atau jaringan sosial adalah sebuah struktur sosial yang dibuat oleh para individu atau organisasi yang saling terhubung dan terkoneksi satu dengan lainnya. Hubungan ini terbentuk atas dasar pertemanan, kesamaan hobi, pengetahuan, cinta dan lain sebagainya. Social network dapat kita jumpai di tempat kerja, universitas, dan sekolah tinggi, namun yang paling populer adalah di dunia online. Ini dikarenakan internet diisi oleh jutaan individu yang dapat saling bertemu sesama pengguna internet untuk membawa dan membagi informasi berbagai macam topik dari politik, humor, gosip hingga ilmu pengetahuan.
Penelitian di beberapa bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, dari keluarga sampai ke tingkat bangsa-bangsa, dan memainkan peran penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, dan sejauh mana individu-individu berhasil dalam mencapai tujuan mereka.
Anda dapat memulai pencarian dari ratusan jaringan komunitas untuk bergabung. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan dengan melakukan pencarian internet standar, misalnya melalui mesin pencari google. Pencarian Anda kemungkinan akan kembali sejumlah hasil, termasuk MySpace, FriendWise, FriendFinder, Yahoo! 360, Facebook, Orkut, dan Classmates.
http://www.visigraphic.com/faq/apakah-yang-dimaksud-social-network .
Menurut saya, social network adalah dimana anda bias bertemu teman juga lawan. Pusat informasi tanpa anda harus berpindah posisi dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Fenomena Friendster
pada awal tahun 2000, situs social network atau jejaring social yang merajalela adalah www.friendster.com . saya adalah salah satu pengguna situs tersebut. Pada saat itu, tidak punya akun friendster sama saja “ngga gaul” . Friendster bisa digunakan untuk memperluas jaringan dengan manusia di seluruh dunia dan menjalin hubungan yang hampir memudar dengan teman-teman kita. Sampai-sampai kita bisa bertemu kembali dengan teman-teman semasa di SD, SMP, SMU, dan seterusnya. Friendster tidak hanya digunakan oleh individu, tetapi bisa juga oleh lembaga.
Fenomena friendster, di satu sisi, mungkin bisa di sebut mukjizat abad ini. Bayangkan di sela waktu yang terbatas, urusan pekerjaan dan keluarga yang menyita waktu, terpisah ruang, limited ‘me-time’. Friendster adalah celah yang membuat kita sejenak melonggokkan kepala pada kehidupan yang lebih berwarna. Lepas –sejenak- dari jeratan tuntutan status yang kita sandang. Menyapa sahabat dan kerabat, menggali kenangan, berbagi kisah lalu, menertawakan diri masing-masing. Sharing, kata orang komunikasi. Catharsist, kata orang psikologi.
Diakhir masa jayanya friendster.com, para pengguna friendster mengmbangkan tampilan friendsternya dengan teknologi coding CSS, dimana kita dapat memodifikasi tampilan sesuai dengan yang kita inginkan. Seakan-akan, tanpa bertemu si empunya akun, kita sudah mengetahui bagaimana sifat, cirri-ciri, interest seseorang akan sesuatu, dilihat dari tampilan friendsternya. Inilah friendster saya, setelah sekian lama akun ini tidak pernah dijamah à http://profiles.friendster.com/littlevoila
Fenomena Facebook
Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook membuat anak muda ini menempatkan dirinya sebagai jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar US. (Forbes.com; September 2008)
Sebenarnya Zuckerberg adalah mahasiswa jurusan Psikologi Harvard. Mengutak-atik dan menciptakan program komputer hanyalah kegiatan untuk bersenang-senang. Mungkin latar belakang keilmuan psikologi itulah ia tertarik untuk membuat situs-situs sosial. Sebelum menciptakan facebook ia telah merilis Coursematch yang memudahkan para mahasiswa melihat mata kuliah yang diambil, Facemash yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.
Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat (Wiguna, 2009).
Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional.
Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009)
Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari Friendster. Inilah mengapa orang lebih tertarik pada facebook dibanding friendster.
Pertumbuhan grafik pengguna Facebook di Indonesia juga mengalahkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. 1.048.334pengguna internet di Indonesia telah bergabung dengan Facebook hingga 02 Februari 2009 dan angka tersebut mengalahkan pengguna dari negaraASEAN lainnya.
http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di-indonesia/
social networking yang pernah ada sebelum menyebarnya friendster dan facebook adalah maling list atau milist.
http://ayumuth.blogspot.com/2009/02/definisi-mailing-list.html
>>>>> jadi...
setiap yang ada di dunia maya, terlebih dalam dunia social networking, pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Sekarang tergantung kita menyikapi bagaimana posisi kita dalam social network tersebut. Norma dan batasan tertentu harus kita yang membuatnya. Kita adalah polisi bagi diri kita sendiri. Bisakah anda bertindak adil kepada diri anda sendiri? -maya