Friday 29 October 2010

we know nothing - we know all things

mengetahui segalanya lewat membaca ..

Kita terlahir dengan keadaan tidak tahu suatu hal pun. Itulah mengapa kita perlu sekolah . mungkin tidka hanya dari sekolah mengetahui sesuatu. Dari sekolah kita mendapat pengetahuan melalui pelajaran yg disampaikan dari guru. Selain itu kita dapat mengetahui segalanya dnegan membaca.

Pertama, kita mesti percaya bahwa membaca adalah kunci untuk membuka gerbang ilmu kesemestaan. Seentara buku adalah jendela dunia yang terhampar luasnya. Dnengan demikian kita menimani ayat Allah tentang seruan Iqro’, perintah membaca yang terdapat dalam salah satu ayat al Quran surat al Alaq yang berbunyi: “Bacalah dengan mengagungkan nama tuhanmu yang telah menciptakanmu…” . Banyak ilmuwan baik dari kalangan muslim maupun non muslim memuji kehadiaran ayat ini dan dianggap sebagai ayat pertama yang meletakkan sendi-sendi seradaban melalaui sebuah perintah agung: BACALAH!.

“Iqro”: Bacalah, demikian setiap insan diperintahkan oleh sang penguasa Semesta. Dan kita ditutntut untuk mencoba memaknai dan melaksanakan serta mengambil hikmah dari perintah tersebut. Membaca seperti apa yang diperintahkan? Rasanya bukan sekedar perintah membaca biasa? Sebagai anak muda pasti kita membutuhkan jawabannya? Iya kan?

Seorang mufasir terkemuka, Quraish Shihab dalam tafsir Al Misbah mengartikan iqro secara istimewa yaitu kegiatan aktif yang meliputi membaca teks, membaca realitas, memahami, meneliti/riset. Jadi, makna iqro itu teramat luasnya sehingga meliputi dimensi tekstual(buku) dan kesemestaan(jagat alam). Kecerdasan yang hendak dibangun oleh tuhan bukanlah kecerdasan mental, otak, spritual, namun kecerdasan emosional yang berdimensi semesta, lingkungan adalah hal yang penting sehingga manusia bisa memahami gerak-gerik dan fenomena alam. Artinya membaca di sini itu diwarnai dengan semangat daya pikir yang total-menyeluruh, mengingat, menganalisa dan bakan membayangkan sebuah langkah untuk mengatasi sebuah permasalahan. Berbagai bencana alam yang terjadi di negeri ini adalah menuntut refleksi kita, sejauh mana kita mampu bersahabat dan membaca nalar alam yang mempunyai “the power of nature”.Baiklah saya mensarikan dari sebuah lembaga training terkemuka, EXPERD, tentang berita penting: 7 keuntungan Membaca alam semesta (Eilan Rachman dan Sylvina Savitri ):
1. Mengusir keraguan, kecemasan, dan kesedihan.
2. Menebalkan keimanan, karena sesungguhnya bacaan pelajaran yang paling besar, peringatan yang paling agung, pencegahan kemungkaran yang paling efesien, dan perintah yang paling bijak.
3. Melemaskan lidah dan menghiasi diri dengan kefasihan berbicara
4. Mengembangkan wawasan berfikir dan memperbaiki persepsi.
5. Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain
6. Menelaah berbagai kebudayaan yang menumbuhkan kesadaran akan perannya dalam kehidupan.
7. Menjaga kalbu dari kekacauan, dan memelihara waktu dari ke sia-siaan.
Luar biasa manfaat membaca itu kalau kita mau melakukannya. Kalau tidak ya bagaimana mungkin bisa memproleh manfaat dari sebuah tradisi “agung” yang bernama membaca. Apabila kita membicarakan membaca dalam arti membaca teks maka ini akan dikaitkan dengan sikap intelktualitas kita. Sikap intelektual sangat berkaitan dengan bacaan yang dikonsumsi sehar-hari sehingga ada yang mengatakan bahwa : “you are what you read!!” dan kadar itelektualitas itu juga cukup dipengaruhi oleh cara membaca. Ada orang yang yang membaca sambil berimajinasi, mengambil intisari, menggarisbawahi, bahkan ada yang membaca daftar isinya saja, lalu dilajutkan yang .enarik untuk dibaca dan sebagainya dan sebagainya.
Seorang yang cerdas membaca perlu mampu membaca buku dengan menghadirkan konteks dan lingkungan yang mengelilinginya. Terhadap sebuah tulisan pembaca perlu hadir, menyerap, menyimpulkan, mengulang/review, dan juga memperjelas.
Selamat membaca alam semesta!!

Wednesday 27 October 2010

ISD

ILMU SOSIAL DASAR

Untuk memahami masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, ataupun gejala-gejala pada umumnya, beberapa istilah penting perlu difahami maknanya. Istilah-istilah tersebut adalah fenomena, struktur, sistem, fungsi sistem, analisis, model, sintesis, dan merancang.

1. FENOMENA
Fenomena, atau masalah, atau gejala adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau alami, atau rasakan.
Suatu kejadian adalah suatu fenomena. Suatu benda merupakan suatu fenomena, karena merupakan sesuatu yang dapat kita lihat. Adanya suatu benda juga menciptakan keadaan ataupun perasaan, yang tercipta karena keberadaannya.
Istilah masalah yang dijadikan padanan dari istilah fenomena harus dibedakan dari persoalan. Masalah mempunyai pengertian netral, sedangkan persoalan mengandung pengertian memihak. Suatu persoalan juga merupakan suatu masalah atau gejala, dan karenanya juga merupakan suatu fenomena. Persoalan merupakan suatu fenomena yang kehadirannya tak dikehendaki. Penyelesaian terhadap suatu persoalan pada hakekatnya adalah suatu usaha dan tindakan untuk meniadakan persoalan tersebut.

2. STRUKTUR SUATU FENOMENA
Yang dimaksud sebagai struktur suatu fenomena adalah unsur-unsur pembentuk fenomena dan hubungan saling pengaruh (atau pola keterkaitan) yang ada diantara unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut. Ingat bahwa yang dimaksud sebagai struktur dari sesuatu fenomena mencakup dua hal, yaitu unsur-unsur pembentuk fenomena dan pola keterkaitannya. Unsur-unsur suatu fenomena dapat berupa benda ataupun proses/kejadian.

3. SISTEM
Yang dimaksud dengan suatu sistem adalah fenomena yang telah terdefinisikan strukturnya.
Rumusan tentang sistem yang diberikan terdahulu dikemukakan dalam bentuk yang ringkas dan lengkap dari sudut pandang seseorang yang telah faham tentang istilah ‘sistem’, tetapi bagi yang mereka yang biasa menggunakan istilah tersebut tanpa pernah mendalami maknanya, masih menuntut serangkaian pemikiran untuk dapat dengan mudah memahami makna istilah tersebut dikaitkan dengan operasionalisasi penggunaan istilah itu. Oleh karena itu, berikut ini disampaikan uraian lebih lanjut, Definisi yang disampaikan terdahulu menyatakan bahwa suatu system adalah fenomena yang telah terdefinisi strukturnya. Pernyataan ‘terdefinisi strukturnya’ menyampaikan pesan bahwa semua unsur pembentuk system dan hubungan keterkaitan antar sistem telah terdefinisi, artinya telah dipastikan dan karenanya diketahui. Dengan demikian segala entitas lain, selain yang dipastikan sebagai unsur sistem, bukan merupakan bagian dari sistem, walaupun mungkin terkait dengan satu atau lebih unsur system yang menjadi objek perhatian, Entitas yang bukan merupakan unsur sistem tersebut merupakan bagian dari lingkungan sistem (‘system environment’). Dengan mengidentifikasi adanya sistem dan lingkungan sistem, maka secara implisit terungkap bahwa untuk setiap sistem yang menjadi fokus perhatian, selalu tergagaskan adanya batas-batas sistem (‘system boundary’) yang memisahkannya dari lingkungan sistem. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ‘system environment’ dan ‘system boundary’ adalah sesuatu yang muncul setelah suatu sistem didefinisikan, seperti hanya dengan kolong meja adalah sesuatu fenomena yang muncul setelah ada meja.
Adanya alur keterkaitan antara satu atau lebih unsur sistem dengan entitas yang ada di lingkungan sistem menyatakan adanya hubungan antara system dang lingkungannya. Melalui alur keterkaitan tersebut, terjadi transaksi antara sistem dan lingkungannya. Hal yang ditransaksikan dapat berupa materi, energi, medan potensial, dana, atau informasi. Karena itu antara sistem dan lingkungannya terjadi hubungan saling pengaruh. Hal-hal yang ditransaksikan tersebut, ada yang dipandang datang dari lingkungan system ke sistemnya, atau dari sistem ke lingkungannya. Yang pertama dinyatakan sebagai input ke sistem, dan yang kedua dinyatakan sebagai output dari sistem. Kalau dipandang bahwa input dari lingkungan mempunyai keterkaitan dengan output ke lingkungan maka dapat dikemukakan pandangan bahwa sistem berfungsi sebagai sarana yang mentransformasi input menjadi output. Karena bagaimanapun juga, pengertian seseorang tentang suatu objek yang dipandangnya sebagai suatu sistem, selalu mengacu kepada titik-tolak pandang yang digunakannya, maka dapat juga dikemukakan bahwa suatu sistem adalah hasil dari cara pengorganisasian pikiran kita di dalam memandang suatu fenomena. Walaupun cara pendefinisian ini tidak salah, tetapi dalam banyak hal tidak terlalu bermanfaat di dalam mengembangkan pemikiran tentang sistem-sistem.

4. FUNGSI SUATU SISTEM
Yang dimaksud dengan fungsi suatu sistem adalah kemampuan yang dimiliki oleh sistem tersebut yang memungkinkan system :
(a) melaksanakan berbagai operasi sehingga sistem tersebut dapat berperan di lingkungan keberadaannya, dan
(b) mempengaruhi perkembangan keadaan lingkungannya.

Di dalam banyak hal, terutama di dalam memandang suatu sistem buatan, pandangan orang sering hanya terpaku kepada fungsi-fungsi yang terkait dengan kegunaan sistem yang telah terdefinisikan atau telah dikenal.
Fungsi-fungsi lain yang terkandung di dalam suatu sistem, yang sebetulnya dimiliki sistem berkaitan dengan strukturnya, sering luput dari perhatian. Karena fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu sistem ditentukan oleh strukturnya, maka pemahaman terhadap struktur suatu sistem sangat penting. Dengan pemahaman itu, seseorang dapat lebih terbuka pikirannya dan lebih kreatif di dalam upaya melacak kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan sistem, ataupun mempengaruhi pola-laku system untuk mengendalikan berkembangnya efek-efek sistem yang dipandang merugikan.

5. ANALISIS
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur suatu fenomena. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena. tersebut serta hubungan keterkaitan diantara unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut.
Pengetahuan tentang struktur suatu sistem, yang diperoleh dengan melakukan analisis terhadap fenomena sistem tersebut, memungkinkan dikenalinya fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan oleh sistem, serta kelakuan dan dinamika sistem tersebut.
Dikenalinya fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan sistem memungkinkan seseorang untuk menggagaskan berbagai kemungkinan kemanfaatan sistem, baik secara langsung, maupun maupun setelah melakukan berbagai manipulasi. Di dalam melakukan aktivitas di bidang ‘science’, maupun di bidang ilmu teknik dan di dalam berteknologi, analisis lazimnya terkait dengan persoalan yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan berikut:
“Bagaimanakah struktur dan kelakuan sistem [yang menjadi obyek perhatian]?”
Setelah jawaban atas pertanyaan tersebut diperoleh, dan dengan demikian dapat dikenali juga fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan sistem maupun pola laku sistem, pertanyaan selanjutnya adalah:
“Bagaimana dapat memanfaatkan struktur dan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem itu?”
dan/atau pertanyaan berikut:
“Bagaimana cara mempengaruhi kelakuan sistem tersebut, sehingga dapat dioperasikan dengan pola laku tertentu yang dikehendaki?”
yang berarti mempertanyakan bagaimana cara-cara untuk mengendalikan sistem.
Dari urain yang disampaikan terdahulu dapat disimpulkan bahwa kemampuan melakukan analisis adalah sangat penting, karena melalui aktivitas tersebut struktur suatu fenomena dapat diketahui. Pengetahuan akan struktur suatu fenomena membuka jalan untuk mampu memanfaatkan sistem dengan berbagai cara, untuk mewujudkan berbagai tujuan.

6. MODEL
Hasil suatu analisis harus memberikan gambaran (deskripsi) dari struktur fenomena yang dihasilkan. Deskripsi suatu fenomena tersebut harus diungkapkan dengan menggunakan bentuk-bentuk media yang dapat dikomunikasikan. Kalau digunakan media yang tak terkomunikasikan, maka tujuan mendeskripsikan tidak terwujudkan.
Jadi suatu model adalah deskripsi struktur suatu fenomena yang dinyatakan dalam bentuk-bentuk media yang dapat dikomunikasikan.

Contoh bentuk media yang dapat berperan sebagai model antara lain:
a. patung dan maket; keduanya tergolong sebagai model iconic.
b. grafik dan gambar. Keduanya dapat mengungkapkan struktur suatu phenomena, walaupun mungkin kurang lengkap, dan lazim disebut sebagai ‘graphical model’. Bentuk model yang lebih baik adalah persamaan matematik, disebut model matematik atau ‘mathematical model’. Keunggulan yang dipunyai model matematik adalah bahwa, pada model tersebut hubungan antar besaran terdefinisi dengan pasti dan jelas, dan terkuantifikasikan.
c. Model yang lebih unggul lagi adalah ‘model komputer’ atau ‘computer model’. Bila pendeskripsian suatu fenomena telah diungkapkan dalam model komputer, selain semua rumusannya terdefinisikan dengan pasti dan jelas, serta terkuantifikasikan, juga dapat ‘dioperasikan’. Yang dimaksud ‘dapat dioperasikan’ adalah bahwa, dengan dipunyainya model komputer tersebut, eksperimen untuk melacak pola-laku sistem dapat secara langsung dilakukan dan gambaran pola-laku tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk penampilan, seperti tabel, grafik, maupun gambar.
d. Suatu tabel juga menunjukkan unsur-unsur suatu sistem dan hubungan antar unsur tersebut, misalnya tabel input-output yang menyatakan transaksi antar industri dalam suatu sistem ekonomi. Karenanya juga tabular model.

7. SIMULASI
Bila struktur suatu sistem diketahui maka dapat diketahui kelakuan sistemnya. Proses yang berupa kegiatan untuk mengenali kelakuan suatu sistem melalui (dengan menggunakan) modelnya disebut simulasi. Bentuk model yang “ampuh” untuk tujuan melakukan simulasi adalah computer model.

8. SINTESIS
Sintesis merupakan aktivitas dan alur pemikiran didalam memadukan konsepsi-konsepsi dan obyek-obyek fisik yang beragam tetapi mempunyai kompatibilitas, menjadi suatu kesatuan, sehingga membentuk suatu sistem. Di dalam ilmu teknik dan berteknologi, persoalan sintesis dapat diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berikut:
“Bagaimana cara membuat suatu ‘artifact’ (obyek buatan) atau suatu tatanan kerja yang mempunyai fungsi dan pola laku serta ciri tertentu dari sistem-sistem yang ada atau telah tersedia” atau “Bagaimana struktur-struktur yang ada/tersedia dapat dirakit ataupun ditata kembali untuk mendapatkan struktur lain yang dapat menghasilkan fungsi-fungsi dan ciri-laku tertentu yang dikehendaki?”

9. MERANCANG
Merancang merupakan suatu aktivitas yang dilakukan di dalam upaya menciptakan suatu sistem, yang dalam garis besar mencakup dua aktivitas utama:
a. Mendefinisikan bagaimana struktur dari sistem yang ingin diciptakan,
b. Merumuskan bagaimana cara membentuk struktur tersebut,
Catatan:
(1) Kegiatan merancang merupakan kegiatan yang tertuju pada penciptaan sesuatu.
(2) Proses pemikiran dan kegiatan-kegiatan dalam merancang memerlukan pendekatan yang lebih bersifat sintesis, walaupun di dalam merancang diperlukan juga aktivitas analisis:
a. Kegiatan yang bersifat sintesis dalam merancang tertuju kepada upaya untuk
i. Menyusun dan merumuskan struktur yang perlu dibentuk (tentunya dari struktur-struktur yang ada), guna merealisasikan tertegakkannya fungsi-fungsi tertentu, sehingga terwujud suatu sistem dengan kemampuan yang dikehendaki, dan
ii. Setelah tersusun struktur yang dikehendaki, merumuskan cara tentang bagaimana struktur tersebut harus dibentuk;
b. Kegiatan yang bersifat analisis juga dijumpai di dalam merancang, pertama saat melakukan telaah dalam upaya untuk mendefiniskan secara spesifik dan eksplisit fenomena apa yang ingin diwujudkan dari pemfungsian sistem yang terbentuk dari hasil perancangan, dan pada saat menguji apakah struktur yang dihasilkan mampu memenuhi tujuan perancangannya.
(3) Merancang dalam ilmu teknik harus berpedoman kepada norma-norma
berikut:
a. Sistem yang diciptakan harus dapat dibentuk dan dioperasikan secara efisien, baik terhadap penggunaan sumber-sumber fisik, waktu, dan dana;
b. Sistem yang diciptakan tidak menimbulkan disrupsi didalam tata lingkungan, maupun membahayakan lingkungan tersebut, fisik maupun sosial.
(4) Merancang dilakukan dalam upaya untuk menanggapi/memenuhi suatu kebutuhan yang timbul karena adanya suatu keinginan;
(5) Upaya untuk mendefinisikan persoalan perancangan, mulai dari primitive problem definition (pernyataan persoalan awal) sampai kepada specific problem definition (perumusan persoalan yang telah jelas terarah) merupakan gabungan antara kegiatan analisis dan sintesis

Tahap-tahap dalam merancang, dalam garis besar mencakup:
a. Pemahaman terhadap kebutuhan yang terkandung di dalam suatu keinginan;
b. Pemahaman dan pendefinisian secara spesifik apa kebutuhan tersebut;
c. Pencarian berbagai pilihan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
d. Pemilihan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan;
e. Perumusan fungsi-fungsi yang perlu ditegakkan untuk mewujudkan cara pemenuhan kebutuhan yang dipilih tersebut;
f. Perumusan struktur yang memungkinkan tertegakkannya fungsi termaksud di butir e;
g. Perumusan cara untuk membentuk struktur termaksud di butir f.

based on http://www.spitb.or.id/Matakuliah/SP601-STMP/BAB%20IISP.pdf

Sunday 24 October 2010

Filosofi Beras - Nasi

Beras & Kuliah ? Apa hubungannya coba? -_-?

Memang si beras dan si kuliah itu gak ada di dalam satu konteks yang sama. Udah Jelas beras itu bahan makanan dan Kuliah itu kegiatan. Tapi kalo disambung- sambungin akhirnya ada hubungannya kok. Untuk lebih jelasnya baca notes ini sampai selesai ya

Beras (beras asalnya dari padi, kepanjangan kalo diterusin), nasib dari si beras itu ada 3 yaitu jadi nasi, jadi bubur atau jadi rusak. Nah semua itu tergantung dari si ‘Empu-nya’ beras buat ngolahnya. Nah terus hubungannya sama kuliah apa?

Nah hubungan beras ama ’3 takdir beras’ itu adalah sama- sama ditentuin sama siapa yang mau ngejalanin kuliah itu. Orang yang mau kuliah bisa milih, dia mau jadi nasi, bubur atau beras yang rusak.

Kalo dia mau jadi nasi yang disukain banyak orang dia harus bener2 ngejalanin kuliahnya, ngejalaninya dengan enjoy gak beban dan satu lagi hal yang paling penting, yaitu dapet HASIL dari kuliahnya. Maksud HASIL itu adalah ilmu, baik ilmu formal yang didapet dari kuliahnya atau ilmu non-formal yang didapet dari pergaulan pas dia lagi kuliah.

Trus kalo misalnya dia jadi bubur, mungkin dia ngejalanin kuliah cuma sebatas tuntutan dari lingkungannya, dia kurang sreg ama kampus/ jurusan yang dipilihnya, tapi akhirnya dia sadar apa yang udah dipilihnya itu udah gak bisa ‘direwind’ lagi, dan akhirnya dia berusaha buat bisa ngambil esensi dari kuliah ‘kepaksanya’ itu, meski cuma sedikit. Dan akhirnya dia pun bisa jadi bubur, meki dari bahan yang sama tapi dengan proses yang lebih lama dan kandungan zat yang lebih sedikit dari nasi.

Dan yang terakhir adalah jadi beras rusak, kalo ini udah kejelas, kuliahnya Gagal dan gak dapet sedikitpun HASIL dari kuliahnya. Biasanya ini dialamin sama orang yang kuliah cuma sebatas ngejar gengsi dan paksaan lingkungan, dia masuk kuliah, dia gak suka ama jurusannya, dia gak nge-click ama kehidupan kampusnya dan akhirnya dia gak enjoy buat kuliah, akhirnya cabut2an dan nilai gak bener, dan dia pun SUKSES jadi beras rusak yang tinggal dibuang aja.

Yah, semua itu bergantung sama kita sendiri, mau jadi nasi, bubur atau beras rusak? *maaf kalo gak nyambung, struktur bahasa acak2an atau yang lainnya *


ni sebenarnya sebuah karya lama, tapi kayaknya teman-teman sekalian banyak yang lupa bahwa kita semua bisa belajar dari hal-hal yang paling kecil dalam hidup Nasi.

Nasi putih, dikonsumsi oleh lebih dari 500 juta jiwa di Asia Tenggara sendiri. Mulai dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan seterusnya.

Sebuah makanan dasar yang memenuhi kebutuhan karbohidrat kita, berwarna putih, berbentuk lonjong yang imut mengundang selera makan, rasa nikmat memberi kepuasan batin dan lahiriah. Tetap sedap jika dikonsumsi bersama lauk-pauk lain mulai dari tumis daging, sayur cah kangkung yang menggoda, telur goreng, tempe, tahu, bahkan sampai makanan mewah bak steak, babi panggang (maaf teman-teman muslim, tapi anda sekalian tahu bahwa saya sangat menyukai makanan yang mengandung babi), dan masih banyak lagi.

Nasi pun bisa dimasak sedemikian rupa menjadi sebuah santapan yang bisa dinikmati semua kalangan dimulai dari pemulung hingga presiden: nasi goreng, nasi kuning, nasi telur, nasi mentega, nasi gila, nasi kucing, dan masih banyak lagi.

Satu lagi kehebatan nasi yang saya berhasil pelajari sewaktu saya bertualang ke Jogjakarta bersama Ayah saya: Nasi, di manapun, kapanpun, dalam situasi apapun, bisa mengumpulkan sekelompok orang asing dalam sebuah meja makan dan melupakan perbedaan mereka dengan menikmati nasi dan makanan yang tersedia. Nasi itu hebat ya?

Tetapi, jika kita pikirkan bersama, sebutir nasi itu memiliki sebuah cerita tersendiri yang bisa kita ambil sebagai sebuah pelajaran hidup.

Semua itu dimulai dari tanaman padi… yang dipanen oleh para petani setelah menguning, dan dipukuli ke sebuah papan agar bulir-bulir padi itu bisa rontok dan dikumpuli. Setelah dikumpuli bulir-bulir padi yang rontok tersebut, mereka akan dibawa dan dituang kedalam sebuah lesung untuk sekali lagi, dipukuli oleh alu-alu. Bulir-bulir padi ini akan lepas dari kulitnya dan akan berubah menjadi butir-butir beras. Setelah itu, semua itu akan dikumpulkan, dikarungi dan dijual sebagai beras siap masak.

Nah, sekarang mari kita bayangkan jika beras itu adalah jati diri kita masing-masing. Dimulai dari awal pertumbuhan… pada saatnya akan ‘menguning’-matang dengan seiiringnya waktu. Pematangan ini pun tergantung dari kondisi tanah, yang bisa kita artikan kondisi lingkungan di mana kita tumbuh. Namun, ini pun juga bisa menjadi pelajaran, jika memang bibit padi itu sebuah bibit unggul, maka ia pun akan tumbuh dengan baik.

Setelah ‘matang’ maka kepribadian beras itu dicoba. Dibanting dari batang utamanya, mungkin ini bisa kita artikan ketika kita, sebagai remaja atau sebagai seorang individu, ‘dilepas’ untuk merantau di dunia nyata. Setelah kita semua ‘lepas’ dari batang utama kita, yaitu orang tua kita, maka kita dihentak, di’alu’ oleh kenyataan dunia. Setelah bulir-bulir padi itu lepas dari sekamnya, bisa kita artikan sebagai semua topeng dan apapun yang menutupi jati diri kita yang sebenarnya ‘terpecahkan’ atau ‘terkupas’ dan menunjukkan apa buah, apa inti sebenarnya.

tetapi hati-hati, karena terkadang sekam itu terlihat gemuk dan padat, namun bisa saja kosong, atau berisi beras yang busuk.

Beras itu pun siap masak dan siap untuk disantap.. Coba pikirkan bahwa semua ujian dan semua cobaan itu akan berhasil pada akhirnya akan menjadi sebuah pencapaian yang berarti bagi kita. Sebuah hasil akhir yang sangat memuaskan, yang sangat nikmat yang adalah diri kita sendiri.

Satu hal lagi yang kita semua bisa petik dari nasi adalah, nasi adalah nasi. Dari mana pun, nasi Jepang, Nasi Indonesia, Setra Ramos, Rojolele, Pandan Wangi, apapun, jika dimasak akan menjadi nasi.

Nasi goreng, nasi kuning, nasi kucing, apapun bumbunya, apapun warnanya, apapun rasanya bahan dasarnya adalah nasi.

Begitu pula kita manusia. Bagaimanapun kita menghias diri, menutup diri, menolak diri, membuat diri kita ‘pedas’, ‘asin’, ‘asem’, ‘manis’ (ramai rasanya), kuning, putih, coklat, merah kita adalah diri kita sendiri. Kita tidak bisa menolak kenyataan bahwa kita diciptakan sebagai kita sendiri.

Janganlah membuang waktu dengan mencoba menjadi makanan lain jika kamu memang diciptakan sebagai beras.

Jadi intinya, kita adalah diri kita sendiri. Di manapun kita berada, siapapun kita ini, peganglah teguh jati diri kita karena itu adalah kekuatan kita.

Jadilah sebuah bibit unggul, yang akan membuat sepiring nasi yang nikmat disantap.

based on :

http://ryanbhuled.wordpress.com/2010/08/06/cerita-beras-dan-kuliah-filosofi-beras-untuk-pendidikan/

Monday 11 October 2010

HOMO HOMINI SOCIO

Definisi Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

Definisi Homo Homini Socio 1

Manusia, sudah jelas bahwa manusia yang dimaksud di dunia tidak hidup sendiri, dan tidak akan bisa hidup sendiri. Karena itu manusia juga disebut makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok. Manusia membutuhkan informasi-informasi untuk mengetahui keadaan kehidupan yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan survive atau juga pertahanan hidup di dunia ini.

Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia.

Bukan baru-baru ini manusia sebagai makhluk sosial, tetapi sudah berabad-abad lamanya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, manusia sangat membutuhkasn satu sama lain, karena beberapa alasan, tetapi ada beberapa alasan yang sangat dominan yaitu :

1. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pangan, atau jasmaninya.
2. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pertahanan diri, atu kita bisa sebut survival, untuk bertahan hidup.
3. Manusia juga sangat membutuhkan interaksi dan sosialisasi atas dasar melangsungkan jenis atau keturunan.

Dari point-point di atas kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana manusia sangat membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya membutuhkan, tapi masyarakat atau kumpulan manusia yang berinteraksi adalah suatu komponen yang tidak terpisahkan dan sangat ketergantungan. Sehingga komunikasi antar masyarkat dientukan oleh peranan manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial.

Globalisasi, adalah perubahan secara besar-besaran atau secara umum meluas. Dalam arus globalisasi yang berkembang sangat cepat ini manusia menjadi makhluk yang sangat mudah meniru dalam arti meniru sesuatu yang ada di masyarakat yang terdiri dari :

1. Manusia mudah meniru atau mengikuti perkembangan kebudayaan-kebudayaan, dimana manusia sangat mudah menerima bentuk-bentuk perkembangan dan pembaruan dari kebudayaan luar, sehingga dalam diri manusia terbentuklah pengetahuan, pengetahuan tentang pembaruan kebudayaan dari luar tersebut.

2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia, sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.

Secara umum, keinginan manusia untuk meniru bisa terlihat jelas dalam suatu ikatan kelompok, tetapi hal ini juga kita dapat lihat di dalam kehidupan masyarakat secara luas.Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :

1. Tekanan Emosiaonal. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Sumber : http://dweysocial.blogspot.com/2008/01/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html

Definisi Homo Homini Socio 2
Setiap makhluk tidak bisa hidup sendiri dalam menjalani umurnya di dunia ini, makhluk pertama yang bernama Adam pun melakukan komplain kepada Allah SWT atas kesendirian beliau hingga diciptakanlah makhluk yang bernama Hawa. Begitu juga kita sebagai keturunan Nabi Adam pasti juga demikian, atas kasih sayang Allah SWT terhadap seluruh hamba-Nya di dunia ini maka kita diciptakan berpasang-pasangan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagai bentuk hubungan antar makhluk ciptaan Allah SWT dengan tujuan agar kita saling kenal mengenal. Siapapun anda, sekurang-kurangnya memiliki 100 orang yang dikenal. Setiap orang di sekitar kita pasti berpengaruh kepada kita; baik positif maupun negatif sebagaimana kata Aa’ Gym dalam ceramah beliau: berteman dengan orang yang jual minyak wangi maka kita akan kena wanginya, kalau berteman dengan pande besi maka bau pande besi. Namun bukan berarti kita harus mengesampingkan orang-orang yang berpengaruh buruk dan menghambat perjalanan kita meraih kesuksesan. Sebaliknya, kitalah yang harus memperkuat pengaruh positif agar dapat merubah pengaruh negatif tersebut. Teringat pesan orang tua penulis “Jadilah Muhammad (pen: Nabi Muhammad) yang merubah orang-orang di sekitarnya’, pesan tersebut memiliki makna bahwa kita harus menebarkan kebaikan di manapun, kepada siapa pun dan kapan pun.
Kenapa kita perlu bergaul? Karena kita makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya, binatang yang hanya mengandalkan nafsunya pun memerlukan binatang lainnya dalam dunia kebinatangannya, apalagi manusia yang hidup dengan pikiran, nafsu dan perasaan. Jadi, pergaulan atau yang kita kenal dengan silaturrahmi adalah proses pengembangan akses dan bukan jamannya lagi mengembangkan aset, karena aset pada umumnya ada karena kita memiliki akses sebagai sarana mendapatkan aset seperti sabda Rasulullah: siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung tali silaturrahim. (HR. Bukhari). Begitu indah silaturrahim dalam kehidupan ini dan memiliki banyak manfaat sebagai eksistensi kita sebagai manusia, sepengetahuan saya manfaat dari silaturrahim diantaranya. 1) Belajar dari pengalaman orang lain, hal ini sangat penting mengingat waktu kita sangat terbatas untuk mengenyam berbagai pengalaman. Mendengar cerita kesuksesan seseorang dalam menekuni bisnisnya selama 5 tahun, berarti kita telah menghemat waktu yang cukup banyak untuk mendapatkan pengalaman dalam bidang tersebut. Bagaimana jika kita banyak berdialog dengan banyak orang yang memiliki jutaan pengalaman?. 2) Memanfaatkan relasi teman, menurut saya ini metode Multi Level Marketing (MLM), apabila kita punya 10 orang kenalan yang prospektif dan memiliki akses 100 orang yang berpengaruh, maka minimal kita telah memiliki akses 100 orang yang berpengaruh juga. 3) Kekurangan kita tertutup, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dalam dirinya, semisal anda tidak bisa mengendarai mobil, maka manfaatkanlah teman anda untuk mengendarainya dan manfaatkan dia untuk mengajari anda mengendarai mobil. 4) Pasar yang potensial, bisnis apapun yang kita miliiki, pasar atau komunitas yang pertama kali harus dibidik adalah orang terdekat atau teman. Karena merekalah yang telah mengenal dan mengetahui reputasi kita, sebab membangun kepercayaan pun di tengah-tengah mereka menjadi lebih mudah. 5) P3K, artinya pertolongan pertama pada kecelakaan. Ingat masa di pondok pesantren, orang yang pertama kali tempat kita meminjam uang adalah teman, bukan pak kyai ataupun jasa peminjaman uang. Orang yang pertama kali menolong dikala sakit adalah teman. Dan masih banyak lagi manfaat dari sebuah pergaulan positif dengan relasi kita.

Hubungan antar manusia juga sama seperti kita melakukan investasi uang di bank, jika kita memberikan sesuatu yang positif terhadap orang lain, berarti kita telah menabung ke bank emosi seseorang. Sebaliknya, ketika kita melakukan sesuatu yang negatif kepada seseorang, maka kita seakan-akan menarik uang yang kita tabung hingga minus atau tidak memilki tabungan sama sekali. Seseorang pemimpin tidak harus yang kuat dan hebat, tetapi pemimpin yang mempunyai paling banyak teman atau koneksi.

Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/1903717-makhluk-sosial/

Definisi Homo Homini Socio 3
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

Sosialisasi
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan

Sumber : http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

Definisi Homo Homini Socio 4
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Sumber : http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html

Definisi Homo Homini Socio 5
Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan (Hartomo, 2004: 75).
Di India oleh Mr. Singh didapatkan dua orang anak yang berumur 8 tahun dan 1 ½ tahun. Pada waktu masih bayi anak-anak tersebut diasuh oleh srigala dlam sebuah gua. Setelah ditemukan kemudian naka yang kecil mati, tinggal yang besar. Selanjutnya, walaupun ia sudah dilatih hidup bermasyarakat sifatnya masih seperti srigala, kadang-kadang meraung-raung di tengah malam, suka makan daging mentah, dan sebagainya.
Juga di Amerika dalam tahun 1938, seorang anak berumur 5 tahun kedapatan di atas loteng.karena terasing dari lingkungan dia meskipun umur 5 tahun belum juga dapat berjalan dan bercakap-cakap.jadi jelas bahwa manusia meskipun mempunyai bakat dan kemampuan, namun bakat tersebut tidak dapat berkembang, nika tidak ada lingkungan. Itulah sebabnya manusia dikatakan sebagai makhluk sosial (Hartomo, 2000: 77).
Di samping adanya hasrat-hasrat atau golongan instingtif pada manusia masih terdapat factor-faktor yang lain yang mendorong manusia untuk hidup bermasyarakat. Faktor-faktor itu adalah:
1. Adanya dorongan seksual, yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
2. Adanya kenyataan bahwa manusia adalah serba tidak bisa atau sebagai makhluk lemah.karena itu ia selalu mendesak atau menarik kekutan bersama, yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain.
3. Karena terjadinya habit pada tiap-tiap diri manusia. Manusia bermasyarakat karena ia telah biasa mendapat bantuan yang berfaedah yang diterimanya sejak kecil dari lingkungannya.
4. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan territorial, nasib, keyakinan/cita-cita, kebudayaan, dan lain-lain.
Sumber : http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/05/manusia-sebagai-makhluk-sosial.html

Definisi Homo Homini Socio 6
Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial dalam kerangka (bingkai)pendidikan
Tidak dapat disangkal bahwa menurut hakikatnya manusia adalah pribadi, makhluk individu. Tetapi juga tidak dapat disangkal bahwa ia berhubungan dengan makhluk-makhluk lainnya, termasuk manusia lainnya. Ia tidak tinggal dan hidup sendirian saja. Sebaliknya selalu berada bersama dan berhubungan dengan makhluk-makhluk serta orang-orang lainnya.
Kecenderungan manusia untuk hidup berkelompok sebenarnya bukanlah sekedar suatu naluri atau keperluan yang diwariskan secara biologis semata-mata. Akan tetapi dalam kenyataannya manusia berkumpul sampai batas-batas tertentu juga menunjukkan adanya suatu ikatan sosial tertentu. Mereka berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar manusia merupakan suatu kebutuhan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Individu yang satu pasti akan membutuhkan individu yang lain, karena seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan individu lain. Jadi kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak. Maka timbullah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
Di dalam kehidupan manusia, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga negara masyarakat, dan warga. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Manusia dan masyarakatnya bukan merupakan dua realitas yang asing satu sama lain, yang saling mempengaruhi dari luar, melainkan membentuk horison dinamis dalam hubungan yang dialektis. Keduanya merupakan lapangan kerjasama dengan dorongan dialektis, saling memajukan dan saling memperkembangkan . Untuk itu kemajuan manusia merupakan hasil kerjasama antarmanusia bukan hasil seseorang. Sebagai konsekuensinya, manusia dan masyarakatnya merupakan dua momen itu saling melengkapi atau komplementer.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, karena Manusia tunduk pada aturan, norma sosial, Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain, Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Kecenderungan manusia untuk hidup berkelompok sebenarnya bukanlah sekedar suatu naluri atau keperluan yang diwariskan secara biologis semata-mata. Akan tetapi dalam kenyataannya manusia berkumpul sampai batas-batas tertentu juga menunjukkan adanya suatu ikatan sosial tertentu. Mereka berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antar manusia merupakan suatu kebutuhan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Individu yang satu pasti akan membutuhkan individu yang lain, karena seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri tanpa bantuan individu lain. Jadi kehidupan berkelompok merupakan kebutuhan mutlak. Maka timbullah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.
3. Pengembangan manusia sebagai makhluk Susila
Kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat menggambarkan adanya nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat, yang sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat karena berguna sebagai pedoman dalam kehidupannya. Menurut Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup bersama. Hal-hal yang dihargai masyarakat dapat berupa orang, benda, hewan, sikap, perbuatan, perilaku, cara berfikir, dan pandangan.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik.
4. Pengembangan Manusia Sebagai Mahluk Religius
Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari.
Manusia merupakan karya allah swt, yang terbesar dilihat dari potensi yang dimilikinya. Manusia merupakan satu-satunya makhluk allah yang aktivitasnya mampu mewujudkan begian tertinggi dari kehendak tuhan dan menjadikan sejarah (QS. 5: 56 dan QS. 75: 36), serta menjadi makhluk kosmis yang sangat penting, karena dilengkapi semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperluka. Syarat-syarat tersebut menjadikan manusia mampu mengadakan hubungan timbal balik dengan alam dan sesamanya serta dengan pencipta dirinya yang juga pencipta alam.

Sumber : http://andhisetiawan.blogspot.com/2009/05/pengembangan-manusia-sebagai-makhluk.html